"Faktor wakil penting, Ahok-Darot lebih menjanjikan dibanding Ahok-Heru," ujar Hanta Yuda, di Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).
Saat simulasi tiga pasang calon tanpa mengikutsertakan Risma, pasangan Ahok-Djarot memilki elektabilitas paling tinggi.
Para responden lebih memilih Ahok-Djarot dengan elektabilitas 33,2 persen, saat melawan dua pasangan lainnya, Sandiaga-Saefullah sebesar 16,1 persen, dan Yusril Ihza Mehendra saat dipasangkan dengan Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo yang memperoleh elektabilitas sebesar 13,5 persen.
"Misalnya Risma enggak maju, dalam konteks head to head. Tapi kalau ada tiga poros, Pak Ahok, Sandiaga maju sendiri, dan poros yang ketiga itu Anies atau Yusril, maka akan berpotensi pilkada dua putaran," ujar Hanta.
(Baca juga: Survei Poltracking: Elektabilitas Ahok Jauh di Atas Risma)
Survei tersebut dilakukan pada 6-9 September 2016 dengan melibatkan 400 responden.
Margin of error survei ini diklaim sebesar 4,95 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Metode pengumpulan data dilakukan secara tatap muka menggunakan kuesioner.
Wawancara dikontrol secara sistematis oleh peneliti pusat koordinator wilayah dengan melakukan cek ulang di lapangan sekitar 20-30 persen dari total data yang masuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.