Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies-Sandiaga, Dua Jubir yang Berseberangan Saat Prilpres Kini Berpasangan di Pilkada

Kompas.com - 26/09/2016, 07:21 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada DKI 2017 usungan Partai Gerindra dan PKS,  punya sejarah hubungan yang panjang. Keduanya pernah terlibat dalam hiruk-pikuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 yang diikuti dua pasangan, yaitu Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo subianto-Hatta Rajasa.

Tim pemenangan dua pasang calon itu menunjuk juru bicaranya masing-masing. Di kubu Jokowi-JK, Anies Baswedan menjadi juru bicara. Sementara di kubu Prabowo-Hatta, Sandiaga Uno yang menduduki posisi itu.

Keduanya pernah berdebat untuk mempertahankan argumentasi siapa yang pantas dipilih publik. Jokowi-JK akhirnya meraih suara lebih banyak ketimbang Prabowo-Hatta. Pasangan yang saat itu bernomor urut dua itu kini memerintah.

Dua tahun berselang, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno malah jadi pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

Hal ini merupakan kenangan tidak biasa yang berkesan bagi Sandiaga Uno.

"Saya punya kenangan waktu Pilpres 2014. Mas Anies itu jadi jubirnya Pak Jokowi dan saya jadi jubir Pak Prabowo. Jadi kami pernah berdebat di televisi waktu itu," kata Sandiaga di Jakarta, Sabtu (24/9/2016).

Sejumlah kekhawatiran

Saat Sandiaga meminta Anies menjadi calon gubernur dan maju Pilkada DKI bersama dirinya, sempat ada kekhawatiran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak akan bisa menerima Anies.

Ada yang menduga Prabowo akan sulit menerima Anies karena pernah menjadi pihak yang mengkritiknya saat Pilpres 2014. Namun, Sandiaga berusaha untuk meyakinkan Prabowo. Ia mencoba menunjukan kedewasaan masing-masing untuk tidak membuat keputusan berdasarkan situasi sebelumnya.

Dia kemudian senang karena ternyata respons Prabowo sangat baik.

"Pak Prabowo sangat legowo. Malah dugaan semua orang bahwa Mas Anies akan membawa kenangan lama itu enggak ada. Saya bilang ke Mas Anies, Pak Prabowo itu negarawan, dia bisa move on, bukan baper dengan masa lalu," kata Sandiaga.

Apalagi, kata Sandiaga, sejatinya hubungan dia dan Anies sudah berlangsung lama dan baik. Ibunda keduanya, merupakan sahabat dan berkuliah di tempat yang sama.

Sandiaga mengaku dirinya yang meminta mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menjadi calon gubernur. Sandiaga mengaku legowo menjadi calon wakil gubernur meski selama sembilan bulan terakhir dia disebut sebagai bakal calon gubernur DKI.

"Saya yang mengajak Mas Anies untuk bergabung. Saya berdiskusi ke Mas Anies, saya bilang kok enggak pantas ya sudah jadi menteri lalu jadi cawagub, dalam politik harus ada asas kepantasan," kata Sandiaga.

Kesediaan Anies

Anies sendiri mengungkapkan alasannya menerima pinangan Partai Gerindra dan PKS. Dia mengatakan keikutsertaannya dalam Pilkada DKI 2017 bukan atas kemauannya sendiri.

"Saya diundang untuk mengikuti proses pemilihan gubernur," kata dia seusai mengikuti tes psikologi di RSAL Mintoharjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Minggu kemarin.

Walaupun sempat berseberangan, Anies menyebutkan bahwa Gerindra dan PKS merupakan partai yang masih menjunjung Pancasila dan UUD 1945. Ia menilai bahwa kedua partai itu memiliki komitmen menciptakan Jakarta yang lebih baik.

"Karena kami bicaranya untuk Jakarta, ketika saya diundang, saya nyatakan siap," kata mantan Rektor Universitas Paramadina itu.

Kompas TV Anies: Terbebas dari Segala Macam Narkoba
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bikin Resah Masyarakat, Polisi Akan Tindak Tegas Juru Parkir Liar di JIS

Bikin Resah Masyarakat, Polisi Akan Tindak Tegas Juru Parkir Liar di JIS

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com