Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/10/2016, 11:27 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah elemen masyarakat berencana mengadakan unjuk rasa di Jakarta usai shalat Jumat (14/10/2016) ini. Aksi unjuk rasa itu menyangkut ucapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait ayat kitab suci, yang jadi polemik belakangan ini.

Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin berpesan agar unjuk rasa yang dilakukan tetap berlangsung aman dan kondusif.

"Jangan anarkis, marah boleh tapi tidak boleh berlebihan. Umat Islam harus menjaga persatuan dan kesatuan NKRI," pesan Ahmad, menanggapi demo yang bakal digelar hari ini, saat dihubungi Kompas.com.

Semua pihak, lanjutnya, mesti menjaga keamanan, kedamaian dan keutuhan. Perpecahan wajib untuk dihindari.

Ia mengakui suhu politik di Jakarta semakin memanas. Khususnya saat kasus Ahok yang 'keseleo lidah' terkait komentarnya yang membawa ayat suci. Ahmad percaya bahwa umat Islam itu marah bukan karena hawa nafsunya, tetapi karena keimanannya atau karena ghirah (rasa cemburu) mereka terhadap agamanya yang menurut sebagian besar mereka sengaja dilecehkan.

"Namun, keimanan---yang seakar dengan kata "aman" dan "amanah"--sejati itu seharusnya menciptakan situasi yang aman. Karena mewujudkan keamanan itu diamanahkan kepada orang-orang yang beriman," ujar Ahmad.

Selain itu, ia berharap semua pihak mau memaafkan Ahok. Sudah seharusnya, lanjut dia, sebagai umat Islam turut membuka kelapangan hati untuk memaafkan orang yang sudah meminta maaf.

Para tokoh agama khususnya, bertanggung jawab untuk meredakan kemarahan, mendinginkan hati umatnya dan bukan sebaliknya justru provokatif turut terlibat memanaskan suasana yang berpotensi destruktif dan ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan politik sesaat atau mungkin saja kepentingan asing.

"Tokoh agama harus mengajak umat menahan amarahnya. Memaafkan orang yang sudah minta maaf dan berlapang dada," ujar Ahmad.

Ahmad berharap, kasus pernyataan Ahok diserahkan dan percayakan kepada pihak berwajib dan ahlinya yang telah menerima laporan dari berbagai perwakilan umat Islam. Ia pun berpesan, aparat keamanan yang mengawal demo tidak ikut tersulut amarahnya.

"Aparat kepolisian yang jumlahnya hanya sedikit dibandingkan massa yang berunjuk rasa harus mengawal ketat dan jangan pula terpancing amarahnya," ujar Ahmad.

Kompas TV MUI Terima Permintaan Maaf Ahok
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Gibran Bantah Kampanye di CFD Jakarta | Video Viral Wanita Bobol Rumah Kos di Mampang

[POPULER JABODETABEK] Gibran Bantah Kampanye di CFD Jakarta | Video Viral Wanita Bobol Rumah Kos di Mampang

Megapolitan
Kebakaran di Jembatan Lima, Diduga Korsleting Listrik dan 20 KK Terdampak

Kebakaran di Jembatan Lima, Diduga Korsleting Listrik dan 20 KK Terdampak

Megapolitan
Kebakaran di Jembatan Lima, Petugas Damkar Sempat Terkendala Sumber Air Saat Padamkan Api

Kebakaran di Jembatan Lima, Petugas Damkar Sempat Terkendala Sumber Air Saat Padamkan Api

Megapolitan
Kebakaran Landa Kawasan Rumah Tinggal di Jembatan Lima, Petugas Damkar Masih Lokalisir Api

Kebakaran Landa Kawasan Rumah Tinggal di Jembatan Lima, Petugas Damkar Masih Lokalisir Api

Megapolitan
Firli Bahuri Sebut Tak Pernah Komunikasi dengan SYL, Polisi: Akan Terbukti di Pengadilan

Firli Bahuri Sebut Tak Pernah Komunikasi dengan SYL, Polisi: Akan Terbukti di Pengadilan

Megapolitan
Antisipasi Musim Hujan dan Banjir, PLN Buka 17 Posko Siaga dan Kerahkan 2.356 Personel

Antisipasi Musim Hujan dan Banjir, PLN Buka 17 Posko Siaga dan Kerahkan 2.356 Personel

Megapolitan
Hujan Deras Minggu Siang, Jalan RS Fatmawati Terendam Banjir

Hujan Deras Minggu Siang, Jalan RS Fatmawati Terendam Banjir

Megapolitan
Masalah Banjir Belum Tuntas, Ketua DPRD Singgung Efektivitas Sumur Resapan

Masalah Banjir Belum Tuntas, Ketua DPRD Singgung Efektivitas Sumur Resapan

Megapolitan
Video Viral Seorang Wanita Bobol Rumah Kos di Mampang, Curi Laptop, Gelang Emas, dan HP

Video Viral Seorang Wanita Bobol Rumah Kos di Mampang, Curi Laptop, Gelang Emas, dan HP

Megapolitan
Amankan Pertandingan Persija Lawan Persita di GBK, 2.267 Personel Gabungan Diterjunkan

Amankan Pertandingan Persija Lawan Persita di GBK, 2.267 Personel Gabungan Diterjunkan

Megapolitan
Blusukan ke Pasar Rawasari, Gibran Belanja Buah-buahan dan Telur Asin

Blusukan ke Pasar Rawasari, Gibran Belanja Buah-buahan dan Telur Asin

Megapolitan
Sulit Dapat Suara Terbanyak di Jaksel-Jaktim, TPD Ganjar-Mahfud Buat Strategi Baru

Sulit Dapat Suara Terbanyak di Jaksel-Jaktim, TPD Ganjar-Mahfud Buat Strategi Baru

Megapolitan
Terima Surat Panggilan Polisi, Aiman Akan Hadir Pada 5 Desember 2023

Terima Surat Panggilan Polisi, Aiman Akan Hadir Pada 5 Desember 2023

Megapolitan
Tak Hadiri Pemeriksaan soal Oknum Polisi Tidak Netral, Aiman Kembali Dipanggil pada 5 Desember

Tak Hadiri Pemeriksaan soal Oknum Polisi Tidak Netral, Aiman Kembali Dipanggil pada 5 Desember

Megapolitan
Ketua DPRD Minta Pemprov DKI Keruk Kali Lagi untuk Atasi Banjir

Ketua DPRD Minta Pemprov DKI Keruk Kali Lagi untuk Atasi Banjir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com