Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggap UMP DKI Masih Layak, Sandiaga Minta Buruh Tidak Demo

Kompas.com - 31/10/2016, 17:44 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menilai Upah Minimum Provinsi (UMP) yang ditetapkan di DKI masih layak untuk kebutuhan hidup. Oleh karenanya, Sandiaga meminta buruh tidak perlu untuk demo.

Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok telah meneken UMP DKI 2017 sebesar Rp 3.355.750. Namun, Sandiaga menilai UMP yang ditetapkan masih layak dengan menyebut angka Rp 3,4 juta, bukan Rp 3.355.750.

Meski menyebut layak, Sandiaga menyatakan, besaran UMP itu masih harus dikaji lagi.

"Kami sekarang lagi mengkaji, jumlah Rp 3,4 juta itu apakah masih sesuai dengan layaknya hidup, kelihatannya masih," kata Sandiaga, saat ditemui di daerah Kartini, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin (31/10/2016).

Dirinya membuat kajian timnya sendiri, yang hasilnya akan ia sampaikan beberapa hari mendatang. Untuk itu, ia meminta buruh tidak melakukan unjuk rasa.

"Kami imbau teman-teman sektor pekerja, duduk dulu jangan langsung turun. Keadaan lagi kondusif. Saya bilang jadi tunggu waktu kajiannya," ujar Sandiaga. (Baca: UMP DKI 2017 Diteken, Ahok Minta Buruh Tak Mogok Massal)

Dirinya tidak mau menyebut berapa perkiraan ideal UMP untuk DKI, sebelum ada hasil kajian dari timnya. Selain itu, ia menjanjikan, jika terpilih, UMP DKI akan lebih baik.

"Gubernur juga akan ganti. Kita akan hadirkan upah yang berpihak bukan hanya ke dunia usaha, tapi juga pada sektor tenaga kerja," ujar Sandiaga.

Kompas TV Gubernur Ahok Tetapkan UMP DKI Rp 3,3 Juta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com