Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons DKI terhadap Keluhan Pengusaha Hiburan Malam

Kompas.com - 15/11/2016, 18:47 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Catur Laswanto memahami besarnya pendapatan yang diperoleh Pemprov DKI dari sektor hiburan. Apalagi, penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut juga tinggi.

Dia pun menolak jika Pemprov DKI disebut asal tutup tempat hiburan yang terbukti di dalamnya terdapat penggunaan atau peredaran narkoba.

"Makanya kami kalau tertangkap dua kali (penggunaan narkoba) baru ditutup. Surat peringatan juga bukan keluar karena tes urine," ujar Catur, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa (15/11/2016).

Catur menyampaikan hal itu untuk menanggapi keluhan pengusaha hiburan malam yang hadir dalam mediasi bersama Pemprov DKI Jakarta. Pengusaha mengeluhkan Pasal 99 di Perda Nomor 6 tahun 2015 tentang Kepariwisataan.

(Baca: Pengusaha Keluhkan Ancaman Penutupan jika Narkoba Ditemukan di Tempat Hiburan)

Dalam perda tersebut, perusahaan hiburan malam yang melakukan pembiaran terjadinya peredaran, penjualan, dan pemakaian narkoba akan dicabut izin usahanya.

Catur mengaku paham dengan keluhan para pengusaha tempat hiburan. Ia juga memahami adanya persaingan ketat antara pengusaha hiburan sehingga bisa saja ada pesaing yang melakukan sabotase dengan memasukkan narkoba ke tempat hiburan saingannya.

"Kami sangat paham itu. Makanya saat kami rapat di komisi B kami usulkan ada semacam MoU antara Pemprov DKI, BNN, Polda, dan industri hiburan agar tempatkan orang di industri hiburan," ujar Catur.

Hal ini sama dengan usulan salah seorang pengusaha tempat hiburan, Rudi, yang meminta ada aparat yang bertugas di tempat hiburan. Hal ini untuk memastikan bahwa tempat hiburan itu bersih dari narkoba.

Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta Wahyu Adi menjelaskan apa yang dimaksud dengan pembiaran peredaran narkoba oleh manajemen tempat hiburan. Jika anjing pelacak BNN menemukan ada narkoba di loker atau kantor tempat hiburan, itu artinya ada pembiaran peredaran narkoba.

"Sebab manajemen kurang memeriksa karyawannya sehingga bisa sembunyikan barang itu," ujar Wahyu.

(Baca: Pengusaha Setuju Tempat Hiburan yang Edarkan Narkoba Ditutup)

Wahyu pun mengatakan peredaran narkoba di tempat hiburan tidak akan terjadi jika pengusaha jujur dan aktif melapor kepada BNN jika mengetahui adanya peredaran narkoba di tempat hiburannya.

"Kalau ada bandar di dalam, Bapak telepon, saya datangi. Kalau kita sepakat, enggak ada bandar narkoba. Dia enggak akan bisa masuk lagi. Kalau tempat hiburan itu enggak aman kan dia pasi enggak bakal masuk situ lagi," ujar Wahyu.

Kompas TV Diskotek Mille's Jakarta Resmi Ditutup
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com