"Saya awalnya kenal Gadis dari acara usaha, saya pedagang kecil-kecilan. Di situ saya tahu gadis sudah tidak punya siapa-siapa, orangtuanya meninggal, maka saya ajak dia tinggal sama saya, sama anak-anaknya, saya anggap Gadis seperti anak saya sendiri," kata Vivi.
Di rumah kecil di sebuah gang di Jalan Kebagusan III itu, Vivi tinggal bersama anak pertamanya saja. Nia dan keluarganya mengontrak di daerah Cilangkap, Tapos, Depok.
Vivi mengatakan, selama enam bulan terakhir, ia menampung Gadis secara cuma-cuma. Ia merawat Gadis, BE, dan B, mencuci baju mereka serta menyiapkan makan dari dapurnya. Harapannya satu, ia bisa menolong ibu dan anaknya yang tak punya rumah itu.
"Saya tahu dia kerja malam, harapan saya waktu itu, supaya bisa saya arahin ke jalan yang benar," ujarnya.
Mata Vivi mendadak basah ketika ia ditanya soal anaknya, Nia, yang jadi tersangka. Vivi menceritakan, selama dua bulan terakhir, ia tak sanggup lagi mengurus BE dan B dengan kondisinya yang sudah renta. Maka ia menawarkan kepada anak bungsunya, Nia, untuk merawat kedua balita itu. Nia dibayar Rp 1.500.000 tiap bulannya.
BE dan B dirawat oleh Nia, di samping Nia juga merawat kedua anaknya sendiri, L (15) dan AZ (9). Vivi mengakui bahwa wajar jika anaknya disebut galak, karena marah itu biasa. Namun Vivi bersumpah anaknya tak pernah menyakiti siapapun, apalagi membunuh seorang balita.
Kata Vivi, pada Selasa (22/11/2016) sekitar 21.00, BE dibawa ke kamar mandi untuk bersih-bersih sebelum tidur. Ketika BE yang sering batuk-batuk itu muntah hebat, Nia menggendongnya dalam posisi telentang dan membawa anak itu ke klinik.
Dokter menyebut ia terkena paru-paru basah. Tak lama, anak itu tak bernapas lagi.
"Lihat L sama AZ, baik-baik saja selama ini. Anak saya ibu yang baik, selama ini BE sakit yang bawa berobat anak saya, bukan kedua orangtuanya," katanya.
L dan AZ yang ada di rumah itu terlihat dalam keadaan yang normal. Mereka tampak sehat, juga berinteraksi dengan sopan.
Vivi melanjutkan ceritanya soal Gadis. Ia menyebut dalam 24 jam terakhir setelah memakamkan anaknya, Gadis menghilang tak bisa dihubungi. Ada lelaki yang disuruh mengambil barang Gadis di rumah Vivi, namun tak diperbolehkan oleh Vivi.
Belakangan, setelah meninggalnya BE, fakta-fakta soal Gadis baru diketahui Vivi. Gadis tiba-tiba mengaku bahwa ia mengontrak di bilangan Kebagusan juga. Ketika disambangi, pemilik rumah menyebut kontrakan itu tak pernah ditinggali Gadis.
Vivi juga mendengar Gadis tinggal di apartemen Kebagusan City, namun tak yakin kebenarannya. Satu-satunya yang diyakini Vivi soal Gadis hanyalah selama beberapa bulan tinggal dengan Vivi, Gadis sering pulang dalam keadaan mabuk.
Ketika pulang dini hari sambil mabuk itu, Gadis sering mengamuk. Gadis diketahui bekerja sebagai pelayan di sebuah bar di bilangan SCBD, Jakarta Selatan.
"Sekarang saya hanya berharap anak saya dibebaskan karena dia tak salah apa-apa, kalau ada apa-apa dengan anak itu, itu adalah tanggung jawab kedua orangtuanya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.