Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelotan Kader PDI-P dan Djarot yang Tak Mau Ambil Pusing...

Kompas.com - 05/12/2016, 07:12 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada Sabtu (3/5/2016), sejumlah kader PDI Perjuangan memutuskan untuk mendukung calon gubernur dan calon wakil gubernur, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Mereka tergabung dalam "Kawan Juang Boy" (KJB). Adapun Boy merupakan mantan Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta yang kini menjadi bagian dari Tim Pemenangan Anies-Sandi.

Sementara itu, PDI Perjuangan mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

(Baca juga: Deklarasikan Dukungan untuk Anies-Sandi, Pengurus PDI-P Lepas Seragam)

Aksi pembelotan ini dilatarbelakangi kekecewaan kader terhadap mekanisme penentuan dukungan pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Mereka menilai penentuan sikap partai terkait pasangan calon yang didukung itu tidak demokratis.

Sebab, PDI-P memilih Ahok yang tak pernah mengikuti seleksi calon kepala daerah yang digelar partai itu.

"Saya sudah dirampok oknum yang tidak jelas. Kepengurusan saya itu sudah dirampok. PDI-P Jakarta Barat sudah mulai dipetak-petakkan. Orang yang militan sudah dipecat-pecatin," kata mantan Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan Kebon Jeruk, Ranto, di Jakarta Barat, Sabtu.

Sementara itu, Boy yang ikut dalam deklarasi itu mengatakan, kader PDI Perjuangan lainnya akan mengikuti jejaknya dengan mendukung Anies-Sandi.

Menurut dia, deklarasi dukungan lainnya hanya menunggu waktu. Kendati demikian, Boy memastikan peralihan dukungan itu bukan ajakannya.

(Baca juga: Boy Sadikin Sebut Pengurus DPC PDI-P Lainnya Akan Dukung Anies-Sandi)

Boy mengaku sudah mengingatkan konsekuensi pemecatan dari partai bila akhirnya para kader mengikuti jejaknya.

"Saya kan tidak mengajak, ini permintaan dari kawan-kawan. Karena mereka sebenarnya sudah lama, saya bilang mereka harus berani terima risiko seperti diberhentikan dari kepengurusan," kata Boy.

"Saya bilang kalau mereka, kawan-kawan mau bergabung, ya saya terima, tetapi, untuk saya memaksa, saya tidak membenarkan itu. Ini atas dasar permintaan," sambung Boy.

Boy juga menyebut hingga hari ini surat pengunduran dirinya belum dibalas oleh DPP PDI-P. Boy mengundurkan diri pada tahun 2016 sebagai Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta.

Kursi itu lantas diisi oleh Bambang DH sebagai Pelaksana Tugas, dan kini PDI-P telah memilih Adi Wijaya sebagai Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta.

"Saya enggak tahu dipecat karena saya tidak taat pada pengurusan DPP atau bagaimana, saya enggak tahu, karena sampai saat ini saya belum menerima surat keputusan satu lembar pun dari DPP," ujar dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan Bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan Bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Polisi: 12 Orang yang Ditangkap Edarkan Narkoba Pakai Kapal Laut dari Aceh hingga ke Batam

Megapolitan
Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com