Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Merebut" Ruang demi Menghidupkan Kota

Kompas.com - 16/12/2016, 17:09 WIB

Oleh: Amanda Putri Nugrahanti

Dengan segala keterbatasan, anak-anak muda berinisiatif menghijaukan kolong jalan layang Ciputat di Tangerang Selatan demi mendapatkan ruang beraktivitas dan berekspresi.

Ini adalah gugatan atas kegelisahan mereka terhadap ruang-ruang publik yang kian terdesak permukiman dan kawasan komersial.

Setiap hari, di tengah hiruk-pikuk kolong jalan layang di depan Pasar Ciputat yang senantiasa macet itu, beberapa petugas kebersihan terlihat beristirahat di pos bertuliskan "Taman Baca". Ada yang tidur di bangku panjang, di bawah rak-rak buku yang digantung di atasnya. Ada juga yang duduk di taman, membersihkan pos, atau membersihkan area itu dari sampah.

Salah seorang petugas kebersihan itu, Sarwani (57), siang itu terlihat duduk santai di depan Taman Baca itu. "Biasa setiap habis nyapu, ngaso di sini," ujarnya sambil sesekali memungut plastik yang terbang tertiup angin ke tempat itu.

Ia mengaku lebih nyaman beristirahat di tempat tersebut. Selain membersihkan jalan raya dari sampah, ia juga sesekali merawat tanaman di kolong jembatan layang itu, memberinya pupuk dan menyiraminya.

"Kalau lagi istirahat, bisa tidur di pos atau baca buku. Kadang-kadang buku-buku dongeng. Ada banyak bukunya," katanya.

Areal seluas sekitar 500 meter persegi di bawah kolong jembatan layang itu kini ditumbuhi aneka tanaman hias. Sebuah pondok yang tadinya pos Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangsel diubah menjadi Taman Baca dengan buku-buku yang tertata di rak-rak gantung dari tripleks.

Syabana (32) dan beberapa anak muda lain mengawali gerakan itu pada 2014. Ia adalah ketua komunitas Orang Indonesia (OI), para fans penyanyi Iwan Fals, di Tangerang Selatan. Syabana mulai mengubah kolong jalan layang itu dengan membersihkannya melalui gerakan sapu lidi. Ada sekitar 30 pemuda ikut serta menyapu dan membersihkan area kolong tersebut.

Gerakan itu kemudian berlanjut dengan mengupayakan kolong jembatan layang menjadi taman. Selama ini, kawasan sekitar jembatan layang itu sangat gersang. Nyaris seluruh tanah tertutup beton, bangunan pasar, tempat parkir, dan deretan toko. Kemacetan kerap terjadi karena angkutan umum sering mengetem menunggu penumpang.

Mulai Januari 2016, Syabana dan kawan-kawannya mulai membersihkan kolong jalan layang. Sisa-sisa paving block yang menumpuk disusun dan dibuat jalan setapak. Kemudian, setiap anggota membawa tanaman untuk ditanam di situ. Mereka menamai taman itu dengan "Taman OI".

Ariantoroi (29), salah satu anggota OI Tangerang Selatan, bercerita, saat itu anak-anak muda tak punya uang untuk menghias kolong jalan layang menjadi cantik. Namun, sedikit demi sedikit, setiap anggota OI membawa tanaman untuk ditanam hingga kolong itu menjadi agak berwarna.

Lama-kelamaan Pemerintah Kota Tangerang Selatan pun melirik upaya mereka. Petugas Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Permukiman (DKPP) Tangerang Selatan awalnya mencabuti tanaman-tanaman yang telah ditanam di lokasi itu. Namun, setelah diprotes, DKPP akhirnya ikut menanami area itu dengan lebih banyak tanaman hias.

"Waktu itu kami sempat down. Kok, pemerintah begitu, sih? Kami sudah bersusah payah menanam. Kalau kami punya uang, pasti bisa bikin taman yang bagus banget. Namun karena enggak punya uang, ya, seadanya. Pokoknya kami ingin tempat ini bisa jadi nyaman," kata pemuda yang akrab disapa Toroi itu.

Dihubungi terpisah, Kepala DKPP M Taher Rochmadi mengatakan, jumlah taman yang menjadi ruang publik di Tangerang Selatan belum cukup. Setidaknya ada empat taman di Tangerang Selatan, yaitu Taman Kota 1, Taman Kota 2 dan Taman Perdamaian di BSD City Serpong, serta Taman Kuda Laut yang dibangun Pertamina di Pondok Ranji. Sisanya adalah taman-taman di dalam kompleks perumahan serta taman penghias jalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peras Penjual Ayam Goreng Modus Tukar Receh, Pelaku Sudah Incar Kios Korban

Peras Penjual Ayam Goreng Modus Tukar Receh, Pelaku Sudah Incar Kios Korban

Megapolitan
Polres Jaksel Segera Periksa Suami BCL dalam Kasus Dugaan Penggelapan Uang Rp 6,9 Miliar

Polres Jaksel Segera Periksa Suami BCL dalam Kasus Dugaan Penggelapan Uang Rp 6,9 Miliar

Megapolitan
Siswi SD Korban 'Bullying' di Depok Derita Luka di Punggung dan Kepala

Siswi SD Korban "Bullying" di Depok Derita Luka di Punggung dan Kepala

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Sempat Mau Dilaporkan Suami ke Polisi Usai Bikin Video

Ibu yang Cabuli Anak Sempat Mau Dilaporkan Suami ke Polisi Usai Bikin Video

Megapolitan
Polda Metro Cari Identitas Pemilik Akun FB yang Minta Ibu Muda Buat Konten Video Cabul

Polda Metro Cari Identitas Pemilik Akun FB yang Minta Ibu Muda Buat Konten Video Cabul

Megapolitan
Siswi SD di Depok Jadi Korban 'Bully' Pelajar SMP

Siswi SD di Depok Jadi Korban "Bully" Pelajar SMP

Megapolitan
2 Jukir Liar Peras Penjual Ayam Goreng, Tukar Uang Rp 400.000 tapi Minta Rp 2,5 Juta

2 Jukir Liar Peras Penjual Ayam Goreng, Tukar Uang Rp 400.000 tapi Minta Rp 2,5 Juta

Megapolitan
DPRD Minta Pemprov DKI Beri Edukasi Standar Kesehatan ke Juru Sembelih Hewan Kurban

DPRD Minta Pemprov DKI Beri Edukasi Standar Kesehatan ke Juru Sembelih Hewan Kurban

Megapolitan
Kasus Ibu Muda Cabuli Anaknya Sendiri, Polda Metro Jaya Periksa Suami Tersangka

Kasus Ibu Muda Cabuli Anaknya Sendiri, Polda Metro Jaya Periksa Suami Tersangka

Megapolitan
Polda Metro Periksa Kejiwaan Ibu Muda yang Cabuli Anak Kandungnya

Polda Metro Periksa Kejiwaan Ibu Muda yang Cabuli Anak Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Pemeras Penjual Ayam Goreng di Palmerah Ternyata Juru Parkir Liar

2 Pria Pemeras Penjual Ayam Goreng di Palmerah Ternyata Juru Parkir Liar

Megapolitan
Ganggu Pejalan Kaki, Pedagang Hewan Kurban di Trotoar Johar Baru Pindah Lapak

Ganggu Pejalan Kaki, Pedagang Hewan Kurban di Trotoar Johar Baru Pindah Lapak

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria Pemeras Penjual Ayam Goreng di Palmerah

Polisi Tangkap 2 Pria Pemeras Penjual Ayam Goreng di Palmerah

Megapolitan
Istri dan Tetangganya Keracunan Setelah Makan Nasi Boks, Warga Cipaku: Alhamdulillah, Saya Enggak...

Istri dan Tetangganya Keracunan Setelah Makan Nasi Boks, Warga Cipaku: Alhamdulillah, Saya Enggak...

Megapolitan
Nasi Boks yang Dibagikan 85 Kotak, tetapi Korban Keracunan di Bogor Ada 93

Nasi Boks yang Dibagikan 85 Kotak, tetapi Korban Keracunan di Bogor Ada 93

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com