Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Merebut" Ruang demi Menghidupkan Kota

Kompas.com - 16/12/2016, 17:09 WIB

Padahal Tangerang Selatan memiliki tujuh kecamatan yang kini dipadati permukiman dan kawasan komersial. Tangerang Selatan yang sudah berusia 8 tahun ini juga tidak memiliki alun-alun kota.

Tak punya tempat

Menurut Toroi, sebelum ada taman itu, anak-anak muda setempat tak punya tempat untuk berkumpul, berdiskusi, atau menuangkan ide kreatif lainnya. Tempat-tempat yang ada dulu telah berganti menjadi area komersial, seperti mal, restoran, atau kafe. Jika masuk ke sana, mereka harus merogoh uang yang tidak sedikit. "Masak mau diskusi saja, kita harus keluar uang?" katanya.

Setelah taman itu jadi, siapa pun bisa datang untuk sekadar mengobrol, beristirahat, atau membaca buku. Syabana mengatakan, komunitas di sekitar pasar yang sebelumnya saling curiga dan rawan kejahatan, kini menjadi saling menjaga. Rasa memiliki kawasan itu pun mulai tumbuh.

"Taman Baca itu merupakan inisiatif mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Mereka menyumbang buku-buku setelah tahu di sini ada kegiatan. Sekarang pengelolaannya diserahkan kepada kami. Sampai sekarang masih saja ada orang datang menaruh kardus penuh buku ke sini," kata Syabana.

Saat ini, ada banyak komunitas datang dan melakukan aneka kegiatan di tempat itu. Saking banyaknya komunitas, mereka menyatukan diri dalam komunitas "Satu Atap". Dari komunitas-komunitas ini pun kemudian lahir lagi komunitas bernama Pemuda Pengabdi Nusantara (P2N) yang setiap Sabtu mengajar bahasa Inggris untuk anak-anak secara gratis.

Mereka mengajar di Jalan Bakti RT 003 RW 007 Kelurahan Ciputat, Kecamatan Ciputat, sekitar 2 kilometer dari kolong jalan layang tersebut. Setiap Sabtu sore, mahasiswa dari sejumlah kampus di seputar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi datang untuk mengajar di tempat itu hingga malam.

Warga setempat menyediakan tempat bagi anak-anak untuk belajar. Anak-anak belajar di teras atau di ruang tamu beberapa rumah warga. Seorang warga, Ade Basuki (44), menyediakan teras rumahnya yang juga menjadi toko air isi ulang dan elpiji untuk tempat belajar anak-anak kelas I-III SD.

"Anak-anak senang sekali dengan kegiatan ini. Mereka sangat semangat. Kalau telat mulai sedikit saja, anak-anak enggak sabar menunggu. Kami juga terbantu karena biaya untuk kursus bahasa Inggris, kan, tidak murah. Sekarang mereka bisa belajar bahasa Inggris dengan gratis," kata Ade.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Polisi Selidiki Penemuan Mayat Pria Terbungkus Kain di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com