Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Mengaku Berkonsultasi soal Cara Hentikan Ahok dari Pilkada DKI

Kompas.com - 03/01/2017, 15:15 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal DPD FPI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin alias Novel membenarkan dirinya ditanya pihak pengacara Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok soal afiliasi politik.

Pertanyaan itu ditanyakan tim pengacara Ahok dalam sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama, yang digelar di Auditorium Kementerian Pertanian, di Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (3/1/2017).

Menurut Novel, ia membantah bahwa dirinya berafiliasi dengan partai politik calon tertentu pada Pilkada DKI.

"Saya ini enggak ngerti politik, saya bukan orang partai politik. Coba Anda cek, saya enggak terlibat dukung-mendukung partai mana pun," kata Novel, usai bersaksi dalam sidang tersebut.

Novel malah menyinggung soal Ahok yang dinilainya menyerang agama Islam dalam kegiatan Partai Nasdem pada 21 September. Novel menyebut ada unsur SARA dan menyerang agama yang dilakukan oleh Ahok.

Karenanya, ia mengaku berkonsultasi dengan pihak tertentu yang paham mengenai pilkada, bagaimana caranya menghentikan calon yang membawa-bawa masalah SARA pada pilkada.

"Bagimana caranya untuk menghentikan seorang calon ini yang membawa-bawa SARA menyerang agama," ujar Novel.

Reaksi Ahok mendengar keterangan Novel di persidangan baca: Prasetyo Edi Sebut Ahok Tersenyum Dengar Keterangan Saksi.

Novel menambahkan, ia juga ditanya soal siapa Habiburokhman di Advokat Cinta Tanah Air (ACTA). Novel menyebut nama Ketua ACTA adalah Krist Ibnu, dan Habiburokhman menjabat sebagai dewan pembina. Namun, ia mengaku tidak tahu afiliasi politik kedua tokoh itu.

"Afiliasi ke mana, saya bilang enggak tahu karena sampai saat ini saya juga enggak jelas mendukung atau tidak mendukungnya," ujar Novel.

Hakim, kata Novel, sempat meminta penjelasan apakah dirinya punya kepentingan lain dalam perkara dugaan penistaan agama ini.

"Tidak ada, saya hanya ngerti hukum penistaan agama, khusus berkutat pada Al Maidah. Tafsir pun saya enggak mau berkutat masalah penafsiran, itu bukan kapasitas saya. (Itu) kapasitas ulama," ujar Novel.

Kompas TV 4 Saksi Akan Dihadirkan dalam Sidang Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Heru Budi Minta Wali Kota Koordinasi dengan Polres Terkait Penanganan Judi Online

Megapolitan
Mobil Warga Depok Jeblos ke 'Septic Tank' saat Mesin Dipanaskan

Mobil Warga Depok Jeblos ke "Septic Tank" saat Mesin Dipanaskan

Megapolitan
Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program 'Runcing'

Senyum Bahagia Anak Cilincing, Bermain Sambil Belajar Lewat Program "Runcing"

Megapolitan
Joki Tong Setan Pembakar 'Tuyul' Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Joki Tong Setan Pembakar "Tuyul" Rumah Hantu di Pasar Rebo Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Megapolitan
Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Megapolitan
Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Megapolitan
Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Megapolitan
Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Megapolitan
Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Megapolitan
Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Megapolitan
Teganya 'Wedding Organizer' Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Teganya "Wedding Organizer" Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com