Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seragam Baru Pasukan Oranye Sebulan Sebelum Diputus Kontrak...

Kompas.com - 19/01/2017, 09:30 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ternyata, pasukan oranye Jatinegara baru saja menerima seragam anyar mereka pada Desember 2016. Itu merupakan satu bulan sebelum mereka akhirnya diberhentikan.

Salah seorang pasukan oranye Jatinegara, Soeadji, mengatakan, mereka begitu senang ketika mendapatkan seragam baru serba oranye itu.

"Kalau tahu seperti ini, saya lebih suka enggak usah dikasih baju. Artinya kan percuma dikasih baju," ujar Soeadji kepada Kompas.com, Rabu (18/1/2017).

Kaos oranye, rompi, topi, hingga sepatu boot diberikan kepada mereka. Soeadji mengatakan, seragam itu mereka gunakan untuk pekerjaan sehari-hari.

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menerima aduan pekerja harian lepas (PHL) Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur atau pasukan oranye, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/1/2017).
"Pas dikasih baju ya pengertian kita enggak macam-macam, mungkin memang sudah waktunya ganti," ujar Soeadji.

Namun, seragam khas itu pun kini malah tidak bisa dipakai lagi. Sejak 4 Januari 2017, mereka tidak lagi bekerja sebagai pasukan oranye.

Seragam itu tidak lagi digunakan untuk merawat got atau jalanan Ibu Kota. Sebagai gantinya, baju tersebut mereka gunakan untuk memperjuangkan nasib. Mereka mengenakam seragam itu ketika mendatangi Balai Kota DKI Jakarta dan mengadu kepada Plt Gubernur DKI Sumarsono.

Sebuah perjuangan yang mereka harap bisa membuahkan hasil. Hasil yang mereka harapkan begitu sederhana, yaitu kembali dipekerjakan sebagai PHL atau pasukan oranye.

Jessi Carina Pasukan oranye Jatinegara datang ke Balai Kota DKI untuk mengadukan pemecatan mereka kepada Plt Gubernur Sumarsono, Rabu (18/1/2017).
Soeadji mengatakan, dia tidak peduli jika Dinas Lingkungan Hidup DKI tidak lagi menempatkan dia di Jatinegara. Selama masih diterima bekerja, dimanapun dia siap.

"Enggak apa-apa deh di Kepulauan Seribu, yang penting kerja," ujar Soeadji.

Sikap pasrah Soeadji bisa dimaklumi. Sebagai kepala keluarga, dia masih harus membiayai istri dan anak-anaknya.

Soeadji sedih dan merasa menjadi sampah masyarakat. Sebab, dia tidak memiliki pekerjaan lagi.

"Saya mendingan jadi tukang sampah daripada sampah masyarakat. Sekarang sudah enggak kerja, ya begini, jadi sampah masyarakat," ujar Soeadji.

Kompas TV Pasukan Oranye Bersih-Bersih Usai Doa Bersama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com