Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keroncong dan "Maen Pukul" di Menoren

Kompas.com - 23/01/2017, 18:00 WIB

Lief Java mengadakan latihan di rumah Abdullah Kusumowijoyo yang terletak di lingkungan Jalan Kepu, Kemayoran. Di sana berkumpul musisi Dumas, Dekar Zahirdin, Memed Soeroso, Poeng Soewarso, Kartolo Yahya, dan Ismail Marzuki dengan sejumlah penyanyi, seperti Miss Roekiah dan Wolly Soetinah.

"Maen pukul"

Akhir tahun 1990-an, kelompok keroncong di Kemayoran mulai berguguran. Kini, kata Yoyo, jumlahnya tinggal 2-3 kelompok. "Itu pun hidupnya bergantung pada pesanan tampil di TVRI atau RRI," ujarnya.

Tidak demikian dengan "maen pukul" di Kemayoran yang masih bertahan karena kedekatannya dengan lingkungan langgar bersejarah milik mualim di sana.

"Mereka antara lain Mualim Sabeni, Soreh, Saidan, Mardoha, Suaeb, dan Nuri," kata Ahmad Suaeb, jawara silat dari Perguruan Sutra Baja yang ditemui Selasa lalu.

Dia mengatakan, maen pukul di Kemayoran bukan hanya bisa dihubungkan dengan Menoren, melainkan juga dengan ondel- ondel dan gambang keromong.

Menurut pria yang akrab dipanggil Dafi ini, tahun 1950-an, pada era Bokir bermain lenong, ada satu kelompok lenong kesohor bernama Lenong Silantur (dari kata suka melantur/ngelantur). Lenong ini mengiringi tarian ondel-ondel. Kemeriahan tontonan ini berawal dari makam Kumpi Nyonye (Leluhur Nyonya) ke lokasi penanggap yang sedang berhajat.

Penari ondel-ondel kala itu harus pandai pencak silat. Meliuk dan melompat ke sana kemari.

Setelah mengadakan doa bersama di makam Kumpi Nyonye, ondel-ondel diarak ke acara yang punya hajat diiringi musik lenong.

Penari ondel-ondel menari dalam kondisi kesurupan (trance). Bisa dibayangkan jika jagoan maen pukul yang kesurupan tiba-tiba menyerang penontonnya. Itulah yang membuat anak-anak takut dekat dengan penari ondel-ondel.

"Kala itu gigi ondel-ondel pria masih bertaring panjang dengan wajah merah lebih gelap. Menyeramkan," kata Dafi, yang sejak 2006 tekun menyisir dan mempelajari sejarah Kemayoran, kampung kelahirannya.

Ia mengaku sudah tidak mengalami masa Lenong Silantur. Meski demikian, makam Kumpi Nyonye sampai sekarang masih dihormati warga sekitar dan pendatang. "Sekarang tinggal tiga makam keramat yang ada. Letak makam keramat tersebut ada di Gang Keramat, Sumur Batu," katanya.

Dafi menduga, setelah era tersebut berakhir, pencak silat di tanah Betawi murni full body contact seperti di perguruan silat yang ia pimpin, Sutra Baja (berdiri tahun 1950).

Menurut Dafi, pada awal ia belajar maen pukul bersama ayahnya, tidak dikenal nama perguruan di Betawi. Yang ada hanya istilah "maen pukul". "Dulu istilahnya, maenan orang Tanah Abang, orang Kwitang, orang Rawabelong, dan seterusnya," kata Dafi.

Ia menduga, sebagai gudangnya jagoan pencak silat di Jakarta Pusat, Kemayoran dulu tidak kalah terkenal dengan Tanah Abang. Dafi lalu bercerita tentang seorang jagoan muda asal Kemayoran yang bisa menikahi anak seorang jagoan dari Tanah Abang.

Saat ini Kecamatan Kemayoran dihuni 252.800 warga dengan tingkat kepadatan penduduk, seperti disampaikan Camat Kemayoran Herry Purnama, 34.895 jiwa per meter persegi.

Dafi mengatakan, warna budaya Betawi di Kemayoran telah memudar. Kini yang menonjol di Kemayoran justru kompleks-kompleks apartemen jangkung.

Meski demikian, Dafi dan Yoyo masih punya harapan, suatu hari nanti, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberi ruang kesenian dan tradisi Betawi di apartemen, mal, dan sentra pameran di kawasan tersebut.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Januari 2017, di halaman 28 dengan judul "Keroncong dan "Maen Pukul" di Menoren".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com