Jika tak mengamen, ondel- ondel sesekali dipanggil dalam acara adat Betawi atau upacara rakyat. Sekali dipanggil, kelompok ondel-ondel bisa mendapatkan komisi Rp 1 juta. Uang itu akan dibagikan kepada 12 orang anggota kelompok. Pemilik ondel-ondel dan alat musik pengiring mendapatkan jatah lebih banyak.
Pemberdayaan
Ketua Umum Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi Zainudin alias Oding mengatakan, pada 5 Februari, secara resmi ondel-ondel akan menjadi ikon Betawi. Setelah itu, ondel-ondel akan didorong sebagai suvenir resmi Jakarta. Di tempat-tempat wisata ataupun pusat perbelanjaan, ondel-ondel akan dipajang dan dijual. Upaya ini dinilai mampu memberdayakan perajin ondel-ondel yang selama ini masih menggantungkan penghasilan dengan mengamen.
"Kami akan membuat koperasi di beberapa kampung yang menjadi sentra-sentra pembuatan ondel-ondel. Kami juga akan membantu permodalan dengan kredit bunga ringan dan membantu pemasaran," ujarnya, Selasa (31/1).
Zainudin berharap payung hukum Peraturan Gubernur Nomor 229 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Kebudayaan Betawi bisa melindungi dan melestarikan warisan budaya Betawi itu. (Dian Dewi Purnamasari)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Februari 2017, di halaman 26 dengan judul "Ondel-ondel, Ikon Kota yang Mencoba Bangkit dari Keterpurukan".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.