JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mengakui bahwa perusahaan air minum PT Aetra Air Jakarta dimilikinya melalui perusahaannya, Recapital.
Sandiaga angkat bicara soal mahalnya air yang dijual PT Aetra, terutama ke sejumlah Rusunawa di Jakarta.
"Saya mungkin akan meminta kembali ke filosofi bahwa air untuk kepentingan publik, tetapi saya akan minta sesuatu yang sangat baru yaitu karena saya punya benturan kepentingan itu, diputuskan dengan mengundang KPK dan BPK dalam negosiasi apa pun demi kepentingan rakyat," ujar Sandiaga kepada Kompas.com, Minggu (27/2/2017), saat ditanya apakah ia akan menurunkan harga air untuk penghuni rusun atau tidak.
(Baca juga: Tarif Air Bersih Rp 5.500 Per Kubik Juga Diberlakukan di Rusun Marunda)
Sandiaga mengatakan, ia tidak meminta kebijakan Pemprov DKI maupun kebijakan lainnya yang semata menguntungkan PT Aetra.
Kata Sandiaga, segala keputusan yang diambil oleh manajemen PT Aetra, berpihak pada rakyat.
Sandiaga mengatakan, pengambilalihan perusahaan asing itu merupakan permintaan Gubernur DKI Jakarta waktu itu, Sutiyoso.
"Dulu Pak Rosan Roeslani yang meneruskan, tahu-tahu dia bilang 'Bro lu udah punya perusahaan air nih'," kata Sandiaga menirukan percakapan waktu itu.
Sandiaga sendiri mengaku tak berperan dalam manajemen maupun pengambilan keputusan. Ia tak pernah terlibat langsung atau mengarahkan kebijakan yang diambil PT Aetra.
Namun Sandiaga, membanggakan Aetra yang mencetak prestasi karena menurunkan jumlah air tak berekening atau air yang tidak terjual selama beberapa tahun terakhir.
PT Aetra menyediakan air bersih di wilayah Timur Jakarta (sebagian Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat dan seluruh Jakarta Timur) berdasarkan kontrak kerjasama dengan PAM JAYA selama 25 tahun yang dimulai pada tahun 1998 sampai 2023.
PT Aetra melayani lebih dari 429.000 pelanggan, salah satunya penghuni Rusunawa Jatinegara Barat dan Rusunawa Rawa Bebek.
(Baca juga: Sandiaga Dicurhati Warga soal Mahalnya Harga Air Bersih)
Saat debat calon gubernur dan calon wakil gubernur pada 27 Januari lalu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sempat mengatakan bahwa saat ini air bersih yang dijual ke warga sudah murah, yaitu hanya Rp 1.050 per meter kubik kepada keluarga miskin.
Nyatanya, tarif air di Rusunawa Rawa Bebek mencapai Rp 5.500 per meter kubik. Corporate Communication PT Aetra Rika Anjulika menyatakan, pengenaan tarif di rusunawa mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2007 tentang Penyesuaian Tarif Otomatis Air Minum PDAM.
Ia menyebut tarif Rp 5.500 merupakan tarif yang berlaku untuk rumah susun kategori sederhana.
Adapun tarif Rp 1.050 per meter kubik, diperuntkkan bagi rumah susun sangat sederhana yang tidak ada lagi keberadaannya di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.