Menurut Rik Rik, semasa berkuasa, Ceausescu pernah membentuk unit pasukan khusus yang berisi anak-anak gifted.
"Mereka dibentuk agar sama maniaknya dengan Ceausescu. Saat rezim Ceausescu runtuh, anak-anak ini kemudian menyebar dan jadi pemimpin gank-gank mafia dari Eropa Timur," ucap Rik Rik.
Data pihak sekolah menyebutkan, saat ini Cugenang Gifted School memiliki 52 murid, yang terdiri dari 37 murid setingkat sekolah dasar dan 15 murid setingkat SMP.
Cugenang Gifted School tak menarik sepeser pun uang dari keluarga siswa. Sekolah ini dibiayai sepenuhnya dari dana para donatur.
Menurut Rik Rik, Cugenang Gifted School merupakan sekolah khusus anak gifted satu-satunya di Indonesia.
Dari segi fasilitas, Cugenang Gifted School terdiri dari 18 ruang kelas pembelajaran, sebuah laboratorium, ruang perpustakaan, masjid, ruang makann aula serbaguna, teater multifungsi, serta sebuah gedung asrama bertingkat untuk para murid dan guru pendamping.
Kepala Sekolah Cugenang Gifted School Cipto Triyugo menyampaikan, untuk mendapatkan peserta didik, pihaknya kerap melakukan kunjungan ke sejumlah PAUD di beberapa kota, baik di Cianjur maupun daerah lain.
Mereka juga berkampanye ke sekolah-sekolah umum untuk mencari anak-anak gifted.
Menurut Cipto, para orangtua dari daerah, bahkan luar Jawa, beberapa kali mengunjungi Cugenang untuk berkonsultasi.
Namun, tidak semua anak gifted bisa bersekolah di CGS. Selain IQ di atas 130, ada beberapa tes yang harus diikuti calon murid, seperti tes kreativitas dan komitmen.
Semua tes tersebut didampingi psikolog. Ada juga sesi wawancara dengan orang tua untuk mengetahui latar belakang keluarga calon murid.
”Satu lagi yang paling penting, usia calon murid tidak lebih dari delapan tahun. Karena kalau sudah di atas itu, susah ngebentuknya. Jadi, ada beberapa yang berkonsultasi ke kami, tapi terpaksa tidak kami terima. Sebab, meski IQ-nya tinggi, usianya sudah melewati delapan tahun,” ucap Cipto.
Saat kedatangan Sandi, ada sejumlah siswa Cugenang Gifted School yang tampil unjuk kebolehan, dari mulai memainkan alat musik tradisional hingga ber-stand up comedy.
Siswa yang menampilkan stand up comedy adalah Muhammad Ramadhana Jamal Bushro (13).
"Ibu sama bapak saya sama-sama suka bola. Kalau lagi nonton bola, ibu saya megang Barca, bapak saya Madrid. Saya megang antena," ujar Ramadhan disambut gelak tawa dan tepuk tangan orang-orang yang menyaksikannya, tak terkecuali Sandi.