Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Dapur Litbang Kompas yang Laksanakan "Quick Count" Pilkada DKI

Kompas.com - 19/04/2017, 13:05 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses panjang dengan melibatkan ratusan orang terjadi di dapur Litbang Kompas yang melaksanakan quick count atau hitung cepat untuk Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, Rabu (19/4/2017).

Sebanyak 470 tenaga lapangan (surveyor) disebar ke 400 tempat pemungutan suara (TPS) yang jadi sampel di enam kota/kabupaten administratif di Jakarta, dengan tugas mengumpulkan data di lapangan.

Data tersebut nantinya dikirim, diterima, dan dicek ulang oleh 50 orang di Pusat Data Hitung Cepat Litbang Kompas, gedung Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta Pusat.

"Di sini, ada 40 orang konfirmator, enam orang verifikator, dan empat orang validator. Data diproses melalui mereka semua sebelum tampil di televisi," kata Koordinator Pusat Data Hitung Cepat Litbang Kompas, Dwi Eriyanto kepada Kompas.com, Rabu (19/4/2017) siang.

Dwi menjelaskan cara kerja tim Litbang Kompas. Pertama-tama, tenaga lapangan hadir di tiap TPS yang jadi sampel untuk quick count, mulai pukul 07.00 sampai 08.00 WIB.

Baca: Simak Hasil Quick Count Pilkada DKI Jakarta oleh Litbang Kompas

Di sana, mereka memotret TPS dan memastikan sudah di lokasi dengan teknologi geo-tagging. Saat pemilih sudah mulai mencoblos, tenaga lapangan melakukan exit poll atau survei pasca-pilih.

Exit poll dilakukan tiap setengah jam sekali dari pukul 08.00 hingga 10.00 WIB dengan menyasar dua perempuan dan dua laki-laki secara bergantian.

Tujuan exit poll adalah untuk melihat gambaran perilaku pemilih, antara lain kecenderungan arah pilihan dan alasan mengapa responden memilih pasangan calon tertentu.

Cara melakukan exit poll dengan wawancara langsung pemilih yang sudah mencoblos. Total responden untuk exit poll di 400 TPS adalah 1.600 responden.

"Lalu, tenaga lapangan menunggu sampai TPS ditutup dan penghitungan suara dimulai. Laporan dilakukan setelah penghitungan di TPS selesai dan ditandatangani," tutur Dwi.

Baca: Hasil Quick Count Litbang Kompas Sudah Bisa Dilihat Pukul 14.00 WIB

Baik laporan exit poll dan penghitungan suara dilakukan melalui email. Semua email tenaga lapangan sebelumnya didaftarkan dan telah masuk di sistem Litbang Kompas.

Laporan penghitungan suara dari tenaga lapangan diberikan dalam bentuk data angka dan foto kertas hasil penghitungan suara atau formulir C1.

Pada tahap ini, tim di Pusat Data Hitung Cepat Litbang Kompas akan melakukan pengecekan berlapis guna memastikan data benar dan akurat.

Halaman:


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com