Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lion Air Akan Lakukan Investigasi Terkait Gugatan Calon Penumpangnya

Kompas.com - 17/05/2017, 15:45 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen maskapai penerbangan Lion Air belum mau berkomentar banyak soal gugatan yang diajukan seorang calon penumpang terhadap maskapai tersebut.

Seorang penumpang bernama Octa Verius Tamba mengajukan gugatan terhadap Lion Air di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2917) siang. Octa merasa dirugikan oleh perlakuan Lion Air yang tidak mengakui tiket yang dibelinya dan membatalkan penerbangannya secara sepihak.

Baca juga: Merasa Dirugikan, Seorang Penumpang Gugat Lion Air ke Pengadilan

Public Relation Lion Air Andy Saladin mengatakan, pihak manajemen masih harus melakukan investigasi terkait masalah itu.

"Kami akan coba investigasi," kata Andy melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Rabu.

Andy tidak menyampaikan apakah pihak Lion Air akan segera menghubungi Octa untuk meminta penjelasan terkait masalah itu.

"Kami coba selidiki dulu permasalahannya di mana," ujar Andy.

Octa dan kuasa hukumnya mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu siang. Octa menjelaskan, pada 22 Maret 2017, ia membeli sebuah tiket dengan tujuan Balik Papan-Banjarmasin melalui situs web resmi Lion Air untuk penerbangan pada 23 Maret 2017.

Sebelum waktu pembayaran habis, Octa mengatakan telah membayar harga tiket seharga Rp 512.000. Hari itu juga Octa mendapatkan kiriman e-mail berisi tiket dan jadwal penerbangan dari situs web resmi Lion Air dengan penerbangan IW 1385.

Keesokan harinya, Octa tiba di Bandara Sepinggan, Balik Papan untuk melakukan perjalanan menuju Banjarmasin. Saat check-in, petugas loket Lion Air mengatakan bahwa tiket penerbangan milik Octa tidak berlaku.

Octa mengatakan petugas itu tidak secara terang menjelaskan mengapa tiket yang ia miliki tak bisa digunakan. Octa justru mengaku dicurigai oleh petugas itu bahwa tiket yang ia miliki palsu atau hasil editan.

Octa menggugat Lion Air untuk membayar kerugian materil sebesar Rp 512.000 atau sesuai kerugian harga tiket, dan Rp 20 juta karena kerugian dari bisnis Octa yang harus tertunda. Adapun kerugian immateril sebesar Rp 3 miliar.

"Saya gugat karena saya merasa diterlantarkan di Sepinggan. Saya panik, otomatis saya rescehdule. Ada kerugian, kepercayaan saya dengan konsumen saya. Jadi bagaimana ya, jadi turun harga diri saya," kata Octa kepada Kompas.com di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Megapolitan
Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Megapolitan
4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

Megapolitan
Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Megapolitan
Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Megapolitan
Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Megapolitan
Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Megapolitan
Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Megapolitan
Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya 'Ngikut'

Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya "Ngikut"

Megapolitan
Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Megapolitan
Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Megapolitan
HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com