Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Seharusnya Dilakukan Pemprov DKI Sebelum Mereklamasi Teluk Jakarta?

Kompas.com - 19/05/2017, 14:54 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mereklamasi Teluk Jakarta dinilai terburu-buru dan tidak tepat dilakukan untuk saat sekarang.

Ketimbang mereklamasi laut, Pemprov DKI diminta untuk menyelesaikan lebih dulu perbaikan lingkungan yang sampai saat ini dinilai belum tuntas.

Pendapat itulah yang dikemukakan oleh pengamat tata kota Nirwono Yoga. Ia menilai masih banyak tugas untuk memperbaiki lingkungan yang belum dituntaskan oleh Pemprov DKI, seperti revitalisasi 44 waduk dan 14 situ serta pembangunan 20 waduk baru.

"Selain itu Pemprov DKI juga harus menyelesaikan restorasi dan naturalisasi 13 sungai, refungsi jalur hijau di kolong jalan dan jembatan layang, di bawah sutet, dan pinggir rel kereta, dan revitalisasi 90 TPU menjadi taman pemakaman, serta TPU wakaf milik masyarakat," ucap Nirwono kepada Kompas.com, Jumat (19/5/2017).

Selain memperbaiki lingkungan Jakarta secara keseluruhan, Nirwono juga menganggap Pemprov DKI juga harus memberi perhatian khusus terhadap wilayah Jakarta Utara, terutama terkait semakin menurunnya permukaan tanah di wilayah tersebut.

Menurut Nirwono, ada beberapa faktor yang menyebabkan semakin menurunnnya permukaan tanah di Jakarta Utara, seperti kegiatan pembangunan dan pengambilan air tanah secara masif.

Nirwono menilai sudah saatnya pengambilan air tanah secara masif di Jakarta Utara dihentikan dengan cara membangun instalasi air bersih dari PAM yang dapat mencakup seluruh wilayah Jakarta Utara.

Sementara terkait kegiatan pembangunan, Nirwono menyarankan agar gedung-gedung baru yang ke depannya dibangun di Jakarta Utara wajib menggunakan building code konstruksi, yakni dengan model rumah panggung ataupun gedung layang.

"Tujuannya agar ruang bawah tidak diperkeras dan tidak smua lahan tertutup pengerasan," ucap Nirwono.

Adapun upaya terakhir yang dinilainya perlu dilakukan oleh Pemprov DKI di Jakarta Utara adalah dengan meningkatkan persentase ruang terbuka hijau. Seperti memperbanyak jumlah hutan mangrove dari yang ada saat ini.

Menurut Nirwono, saat ini hutan mengrove yang ada di Jakarta Utara hanya tinggal tersisa sepanjang 3 kilometer di wilayah Muara Angke. Padahal, ia menilai idealnya hutan mangrove dibuat di sepanjang pesisir pantai Jakarta Utara yang disebutnya panjang keseluruhannya mencapai 32 kilometer.

"Penambahan RTH, baik taman ataupun jalur hijau di kawasan Jakarta Utara harus mencapai 30 persen dari total luas wilayah," ucap Nirwono.

Baca: Pemprov DKI Ajukan Sertifikat Hak Pengelolaan Pulau Reklamasi C dan D

Menurut Nirwono, reklamasi di Teluk Jakarta yang kini direncanakan mustahil bisa menjadi solusi untuk memperbaiki kerusakan lingkungan tanpa didahului dengan penyelesaikan tugas-tugas seperti yang disebutkannya itu.

"Kalau PR ini tidak dilakukan dan langsung loncat reklamasi, OK reklamasinya bagus. Tapi pantai utaranya kalau tidak diperbaiki ya tambah hancur," ujar akademisi Universitas Trisakti ini.

Kompas TV Polemik kelanjutan proyek reklamasi di wilayah utara Jakarta terus bergulir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Megapolitan
Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Megapolitan
Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Megapolitan
'Horor' di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

"Horor" di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

Megapolitan
Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Megapolitan
Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Megapolitan
Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Megapolitan
Warga Ajak 'Selfie' Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Warga Ajak "Selfie" Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Megapolitan
Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Megapolitan
Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Megapolitan
Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com