Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Habibie dan Pesan Persatuan...

Kompas.com - 07/06/2017, 09:05 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

Kompas TV Kisah Cinta Ainun-Habibie Dipanggungkan dalam Opera Ainun

(baca: Habibie: Kalau Saya Bisa Produksi N 250 atau R 80 Tiap Hari...)

Penghargaan itu, kata Habibie, hanya diberikan 50 tahun sekali. Ia pun teringat ketika sedang sakit, harus menghadiri konferensi pers di hadapan puluhan wartawan untuk menjawab soal penghargaan itu.

Semua sudah mengenal siapa Habibie, dan hanya ada tiga pertanyaan wartawan kepadanya. Habibie ditanya berusia berapa pada 7 Desember 1944, apa yang dilakukan hari itu, dan pada pukul 10.00 waktu Chicago, apa yang sedang dilakukannya.

Pukul 10.00 pada 7 Desember 1944, pimpinan negara dunia berkumpul di Chicago untuk mengesahkan Chicago Convention yang mendefinisikan ulang industri penerbangan yang saat itu hanya dikembangkan untuk kepentingan perang. Konvensi itu pula yang menjadi kelahiran ICAO.

"Saya jawab saat itu usia saya 8 tahun di mana saya tinggal di pinggir hutan di rumah Bugis, tidak sekolah karena kami mengungsi, dan saya hari itu renang lompat ke kali, memberi makan rumput untuk kuda, dan malam sebelum tidur saya baca Al Quran," kata Habibie.

Tak ada yang menyangka seorang pionir di bidang penerbangan memiliki masa kecil seperti Habibie. Habibie mengatakan takdirlah yang mengantarkannya dari pedalaman timur Indonesia, menjadi Presiden Indonesia dan tokoh dunia.

"Anda harusnya lebih baik, yang jadikan saya begitu bukan orangtua saya tapi rakyat. Perjuangan rakyat itu dengan imtaq (iman dan takwa) dan iptek yang diberikan dari Allah," ujar Habibie.

Habibie menggarisbawahi pentingnya perkembangan dunia. Bahwa ada nilai absolut yang akan berlaku sepanjang masa, dan nilai relatif yang berubah mengikuti zaman.

"Keadaan sekarang berubah, kalau kita anggap semua nilai-nilai absolut, jangan heran kita ke belakang terus tidak berkembang. Berarti anda nyeleweng dari Quran, Anda diberikan oleh Allah kemampuan berpikir, beranalisa, mengambil kesimpulan berdasarkan pengalaman, mengambil proyeksi ke depan dengan memanfaatkan bahasa yang Anda pahami, et cetera," katanya.

Terakhir, Habibie optimistis masa depan Indonesia akan lebih baik dengan didasari pada imtaq dan iptek. Ia berharap akan ada Habibie-Habibie lainnya dari berbagai daerah, suku, agama, maupun ras lainnya yang dapat mengabdi pada Indonesia.

"Saya minta kepada Anda, bersatulah," ucap Habibie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com