JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Kota Tua menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Jakarta Barat. Sebagian kawasan yang sering dijuluki Jakarta Lama ini terletak di Kecamatan Taman Sari dan sebagian lainnya di Kecamatan Tambora.
Menurut sejarah, pada abad ke-16 kawasan itu sangat ramai dan dianggap sebagai salah satu pusat perdagangan di Asia karena lokasinya yang strategis dan punya sumber daya melimpah. Hingga saat ini keramaian di kawasan Kota Tua seolah tak pernah pudar.
Namun kini, kesemrawutan di kawasan di mana terdapat Stasiun Jakarta Kota, Pasar Pagi Asemka hingga deretan pertokoan pun menjadi pemandangan sehari-hari.
Tim gabungan dari Kecamatan Tambora yang terdiri dari Satpol PP, TNI, Polri, Dinas Perhubungan (Dishub), Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) dan Tokoh Masyarakat Kelurahan Roa Malaka, Tambora, Jakarta Barat mengurai kesemrawutan kawasan tersebut pada Kamis (20/7/2017) malam.
Parkir liar
Jalan Kalibesar Barat, Roa Malaka, Tambora merupakan kawasan pertama yang dikunjungi tim gabungan. Di kawasan tersebut terlihat sejumlah angkot warna merah terparkir hingga bahu jalan. Petugas Dishub melakukan penilangan terhadap delapan unit angkot yang tak tertib aturan tersebut.
"Memang sudah banyak laporan warga tentang parkir liar ini. Ini kan mengganggu lalu lintas juga, soalnya angkot-angkot parkirnya sampai memakan badan jalan," ujar Lurah Roa Malaka, Simon Arfandi, Kamis malam.
Perjalanan dilanjutkan menyusuri Jalan Cengkeh hingga Jalan Petokangan atau yang sering disebut sebagai kawasan Pasar Pagi. Di area tersebut sejumlah mobil box ekspedisi diparkir di depan pertokoan secara melintang sehingga menutupi sebagian badan jalan.
Petugas Dishub melakukan operasi cabut pentil (OCP) pada 25 unit mobil yang terdiri dari mobil box ekspedisi dan mobil pribadi yang diparkirkan di sepanjang jalur pedestrian.
PMKS
Dalam operasi itu diamankan sejumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di sepanjang Jalan Kalibesar, Jalan Kopi, Jalan Pintu Kecil hingga Jalan Petokangan. Petugas juga melakukan imbauan kepada sejumlah warga yang masih "berkeliaran" di malam hari.
"Sudah malam, hujan, lebih baik di dalam rumah, jangan keliaran begini. Bahaya juga untuk keselamatan," ujar Kasatpol PP Kecamatan Tambora, Ivand Adilyan Anugrah.
Petugas gabungan mengamankan warga yang kedapatan tak memiliki kartu identitas, membangun lapak-lapak untuk tinggal hingga penderita ganggun mental yang berkeliaran di sekitar kawasan tersebut. -
Jika pada siang hari bagian bawah jembatan layang di kawasan Asemka digunakan para pedagang untuk menjajakan berbagai suvenir dan benda-benda lain khas Pasar Pagi Asemka, pemandangan berbeda tampak di malam hari. Pada malam hari, kawasan tersebut digunakan sejumlah tukang ojek sepeda untuk beristirahat dan memarkirkan sepedanya.
"Bangun, tidurnya di rumah aja Pak. Kalau di sini enggak boleh," ujar petugas sambil membangunkan para tukang ojek sepeda.
Dengan terkejut para tukang ojek terbangun dan segera menunjukkan KTP kepada petugas. Usai dilakukan pengecekan para tukang ojek sepeda meninggalkan lokasi tersebut.
Di lokasi yang sama petugas juga mengamankan 20 unit lapak PKL.
"Lapak PKL yang sudah ditinggalkan pedagang dan ada juga lapak yang masih digunakan untuk berdagang malam ini," lanjut Ivand.
Lurah Roa Malaka, Simon Arfandi mengatakan, penertiban di kawasan Kota Tua sudah berulang dilakukan. Walau telah ditertibkan, pelanggaran yang sama terjadi lagi, bahkan melibatkan para pelanggar yang sama.
"Udah ditertibkan berulang kali tetap aja diulangi, makanya kadang yang ditangkap orang-orang itu aja. Tapi ya tetap harus dilakukan penertibannya," kata Simon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.