Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: PNS yang Tak Suka Pancasila Keluar Saja dan Pindah Negara

Kompas.com - 24/07/2017, 11:21 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, pegawai negeri sipil (PNS) yang merasa tidak cocok dengan ideologi Pancasila sebaik mengundurkan diri dari pekerjaannya. Sebab, saat dilantik menjadi PNS, mereka disumpah harus setia kepada ideologi Pancasila.

"Kalau dia sudah enggak cocok sama Pancasila, enggak mau idologi kita Pancasila, ya ngapain jadi PNS? Kalau menurut saya keluar saja, gentle," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (24/7/2017).

Djarot juga menyarankan PNS yang tidak suka dengan ideologi Pancasila untuk pindah tempat tinggal ke negara lain. Indonesia adalah negara yang berpegang teguh pada Pancasila.

"Sebaiknya kalau dia enggak setuju dengan ideologi Pancasila ya pindah saja, bukan hanya pindah sebagai PNS, tapi pindah ke negara lain yang sesuai dengan ideologi dia," kata Djarot.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sebelumnya mengatakan, PNS yang sudah sulit diingatkan kembali pada nilai-nilai Pancasila harus mundur dari pekerjaannya. Namun, selama orang tersebut masih bisa diingatkan dan disadarkan akan tugasnya sebagai PNS, orang tersebut tidak harus mundur.

"Kalau nanti ditemukan (PNS anggota organisasi terlarang) dilihat dulu sejauh mana dia. Kalau sekadar ikut-ikutan juga kan harus kita lihat dulu," ujar Tjahjo seperti dilaporkan Tribun Jabar, Minggu (23/7/2017).

Tjahjo menyebut pemerintah tidak akan langsung mengeluarkan PNS yang tergabung dalam organisasi masyarakat yang dilarang pemerintah. PNS tersebut akan diukur sejauh mana dirinya berkecimpung dalam organisasi-organisasi terlarang.

"Saya sudah mempersiapkan surat untuk seluruh pemerintah daerah (bila ada PNS ikut organisasi terlarang) diukur dulu sudah sejauh mana," kata Tjahjo.

Baca juga: Pemerintah Utamakan Cegah Penyebaran Anti-Pancasila Dibanding Penindakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com