Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguji Sistem Satu Arah di Jalan Dewi Sartika

Kompas.com - 31/07/2017, 06:23 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com -
Uji coba penerapan arus lalu lintas satu arah di Jalan Dewi Sartika, Depok, Jawa Barat, dimulai pada Sabtu (29/7/2017). Seperti yang direncanakan, sistem satu arah berlaku bagi kendaraan dari arah Jalan Raya Sawangan menuju Jalan Margonda dan Jalan Siliwangi (barat ke timur).

Uji coba jalan satu arah di Jalan Dewi Sartika ini ditandai dengan dipasangnya barrier atau pembatas di pertigaan yang menjadi pertemuan antara Jalan Dewi Sartika dan Jalan Kartini.

Pemasangan pembatas itu dilakukan agar kendaraan dari arah Jalan Kartini (dari selatan) atau Jalan Siliwangi (dari timur) tidak bisa mengarah ke Jalan Dewi Sartika. Pada uji coba hari pertama, masih banyak pengendara yang kebingungan, terutama mereka yang datang dari arah Jalan Kartini atau Jalan Siliwangi dan hendak mengarah ke Jalan Raya Sawangan.

Petugas pengatur lalu lintas yang disiagakan di lokasi, dari kepolisian maupun Dinas Perhubungan Kota Depok, memberi penjelasan kepada pengendara yang kebingungan itu.

Saat sistem jalan satu arah belum berlaku, kendaraan dari kedua arah tersebut yang menuju ke Jalan Raya Sawangan bisa melintas langsung di Jalan Dewi Sartika.

Saat uji coba berlangsung, petugas mengarahkan para pengendara yang hendak menuju Jalan Raya Sawangan agar melintas di Jalan Margonda depan ITC Depok, untuk kemudian belok kiri ke Jalan Arif Rahman Hakim (flyover Stasiun Depok Baru), belok kiri melintas di Jalan Nusantara, sampai tiba di perempatan, dan belok kanan ke Jalan Raya Sawangan.

"Jadi muter Bu," kata seorang anggota polisi kepada pengendara mobil.

(baca: Jalan Dewi Sartika Depok Dibuat Satu Arah, Lebih Macet atau Lancar?)

Ditanggapi beragam

Para pengguna jalan memberikan tanggapan beragam terhadap sistem satu arah yang diberlakukan di Jalan Dewi Sartika. Dari empat sopir angkot yang ditemui Kompas.com, dua di antaranya menilai arus lalu lintas lebih lancar setelah diberlakukan sistem satu arah.

Para sopir angkot itu setiap hari melintas di jalan-jalan yang terkena dampak dari penerapan sistem satu arah di Jalan Dewi Sartika.

Namun, satu di antara dua sopir itu menilai, lancarnya lalu lintas tidak bisa dijadikan patokan bahwa sistem satu arah di Jalan Dewi Sartika sukses mengurai kemacetan. Sebab, menurut dia, arus lalu lintas pada akhir pekan tidak bisa disamakan dengan lalu lintas pada hari biasa.

"Mungkin pas sudah hari biasa baru bisa (dibandingkan)," kata sopir angkot 05 trayek Bojonggede-Terminal Depok itu.

Sementara itu, sopir lainnya menilai, arus lalu lintas menjadi lebih macet saat penerapan sistem satu arah.

"Biasanya (macetnya) enggak kayak begini," ujar seorang sopir angkot D10 trayek Pasar Pucung-Terminal Depok.

Kemudian, sopir yang lain menyebut arus lalu lintas saat penerapan sistem satu arah masih sama seperti biasa.

Ada empat ruas jalan di Depok yang terkena dampak langsung penerapan sistem satu arah di Jalan Dewi Sartika, yakni Jalan Kartini, Jalan Margonda, Jalan Arif Rahman Hakim, dan Jalan Nusantara.

Kompas.com sempat mencoba melintasi jalan-jalan tersebut, termasuk Jalan Dewi Sartika. Kondisi Jalan Kartini dari arah Citayam menuju Margonda terpantau lebih lancar dari biasanya.

Kemacetan hanya terjadi menjelang pertigaan yang menjadi titik pertemuan antara Jalan Kartini dan Dewi Sartika. Setelah melewati pertigaan, perjalanan dilanjutkan ke Jalan Margonda ruas depan ITC Depok, kondisi jalan tampak lebih macet.

Biasanya kemacetan hanya terjadi menjelang pintu masuk ITC dan Terminal Depok, pada saat penerapan sistem satu arah, kepadatan lalu lintas sudah terjadi sejak di depan Kantor BNI.

Setelah melewati Jalan Margonda, perjalanan dilanjutkan ke Jalan Arif Rahman Hakim. Kondisi jalan ini terpantau lebih macet dari sebelumnya.

Lepas dari Jalan Arif Rahman Hakim, Kompas.com kemudian melintas di Jalan Nusantara. Kondisi jalan yang kini sudah jadi jalan satu arah ini terpantau lebih lancar dari biasanya.

Dari Jalan Nusantara, Kompas.com berbelok ke Jalan Dewi Sartika. Seperti hari biasanya, jalan ini terpantau masih macet karena terdapat pelintasan sebidang rel kereta dan sering buka tutup.

Saat sistem satu arah belum berlaku, kendaraan dari kedua arah itu yang menuju ke Jalan Raya Sawangan memang bisa melintas langsung di Jalan Dewi Sartika.

Karena tidak bisa lagi mengarah ke Jalan Dewi Sartika, kendaraan dari arah Jalan Kartini dan Jalan Siliwangi yang menuju Jalan Raya Sawangan diarahkan melintas di Jalan Margonda depan ITC Depok, untuk kemudian belok kiri ke Jalan Arif Rahman Hakim, belok kiri melintas di Jalan Nusantara, sampai nantinya tiba di perempatan dan belok kanan ke Jalan Raya Sawangan.

Kondisi ini yang diperkirakan menyebabkan Jalan Margonda dan Arif Rahman Hakim lebih macet. Sebaliknya, Jalan Nusantara lebih lancar karena kendaraan dari arah Jalan Raya Sawangan ke Margonda tidak bisa lagi berbelok, tetapi harus lurus ke Jalan Dewi Sartika.

Sementara itu, arus lalu lintas Jalan Kartini dari arah Citayam menuju Margonda terpantau lebih lancar karena selama ini lalu lintas kendaraan dari arah tersebut sering terhambat di ujung Jalan Dewi Sartika, tepatnya di pertigaan yang menjadi pertemuan antara Jalan Dewi Sartika dan Jalan Kartini.

Hambatan terjadi akibat adanya lalu lintas kendaraan dari Jalan Margonda atau Jalan Siliwangi arah ke Jalan Raya Sawangan yang terhenti akibat buka tutup palang pelintasan sebidang rel kereta yang ada di lokasi tersebut.

Dengan diberlakukannya jalan satu arah, yang terkena dampak buka tutup pelintasan kereta hanya arus lalu lintas dari Jalan Raya Sawangan yang mengarah ke Jalan Margonda atau Jalan Siliwangi melalui Jalan Dewi Sartika.

Uji coba penerapan sistem jalan satu arah ini masih akan berlangsung selama 1-2 pekan ke depan.

Kompas TV Kepadatan lalu lintas terus terjadi di perempatan Kuningan, Jakarta Selatan, selama pembangunan proyek "underpass" Mampang-Kuningan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com