Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Solidaritas untuk Pria yang Dibakar Hidup-hidup di Bekasi...

Kompas.com - 06/08/2017, 10:35 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com- Seorang Pria berinisial MA dibakar hidup-hidup di Pasar Muara Bakti, Desa Muara Bakti, Babelan, Kabupaten Bekasi pada Selasa (1/8/2017) karena diduga mencuri amplifier milik mushala Al-Hidayah Kampung Cabang empat, Desa Hurip Jaya, Babelan, Kabupaten Bekasi.

Dari kejadian tersebut, banyak warga yang tidak setuju dengan perlakukan massa yang main hakim sendiri dengan membakar MA.

Warga pun menuangkan rasa solidaritasnya melalui pemberian tanda tangan di atas banner untuk membantu dan memberikan semangat kepada keluarga MA.

"Saya menyuarakan agar keadilan bisa ditegakkan, pelakunya (pembakaran MA) bisa ditangkap, dan dihukum," ujar salah satu warga Bekasi yang ikut solidaritas, Mery (28) di Car Free Day Kota Bekasi, Minggu (6/8/2017).

Ia menjelaskan, kejadian yang menimpa MA merupakan penghakiman massa. Menurut dia, seharusnya ketika itu massa mencari tahu kebenarannya apakah MA benar mencuri atau tidak. Sehingga, kata Mery jangan sampai malah dihakimi terlebih dahulu. Apalagi hingga merenggut nyawa seseorang

Baca: Keluarga Pria yang Dibakar Hidup-hidup di Bekasi Dapat Bantuan dari NU

Hal yang sama diungkapkan warga lainnya yang memberikan rasa solidaritasnya, Sarah (42), mengatakan seharusnya massa tidak menuduh MA saat itu.

"Kita kan negara hukum jadi tidak boleh main hakim sendiri apa lagi tersangka sampai meninggal. Jadi ini tidak bukti lagi untuk mencari siapa yg salah dan benar," kata Sarah.

Ia pun menyayangkan dengan perilaku massa yang membakar MA. Sebab, menurut dia, di Indonesia ini memiliki norma hukum dan norma asusila yang harus dipertahankan. Selain itu, Aden (16) warga Pekayon, sangat mendukung aksi solidaritas untuk MA.

"Ini bisa buat warga peduli sama sekitar. Jadi lain kali jangan main hakim sendiri, harus tanya dulu dengan jelas dia benar maling apa tukang servis. Kalau bisa pelakunya (yang membakar) ditindak tegas secara hukum," ujar Aden.

Baca: Kasus Pria Dibakar, Polisi Sebut Warga yang Main Hakim Sendiri Bisa Kena Pidana

Adapun aksi solidaritas tersebut diprakarsai oleh akun media sosial The New Bikin Gregetan untuk meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat yang membutuhkan.

"Aksi ini support, kita akan kasih donasi pembiayaan persalinan hingga anaknya (MA) nanti usia satu tahun," ujar penanggung jawab aksi, Adam Deni.

Namun, ia menjelaskan, pihaknya saat ini tidak membuka donasi. Sehingga jika ada warga yang mau memberikan donasi dalam bentuk apapun, Adam mengajak warga untuk berkunjung bersama-sama kekediaman MA pada Minggu sore.

Sementara itu, banner yang sudah ditandatangani warga pula akan diberikan kepada istri almarhum MA, Siti Zubaidah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com