Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Pemuda Beli Obat Tramadol Saat Toko Dirazia Polisi

Kompas.com - 19/09/2017, 18:07 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahmad Yani (19 tahun) dengan santai mendatangi sebuah toko kelontong di Jalan Keamanan, Keagungan, Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (19/9/2017). Saat bersamaan banyak anggota polisi melakukan razia obat terlarang di toko itu.

Dengan polos, pria tersebut mengatakan bahwa dia mau membeli tramadol.

"Mau beli tramadol, satu strip isi 10 harganya Rp 20.000," kata dia.

Tramadol merupakan salah satu obat pereda nyeri sedang hingga berat. Namun saat ini pemakaian obat itu tanpa resep dokter marak di kalangan anak muda karena efeknya yang menenangkan.

Staf Seksi SDK (Sumber Daya Kesehatan) Sudin Kesehatan Jakarta Barat, Yuli Murtiningsih mengatakan, mengkonsumsi tramadol dapat menyebabkan dampak yang buruk.

"Sebenernya itu bagian analgetik, tapi untuk penggunaan terus-menerus bisa menyebabkan efek ketagihan," kata Yuli.

Polisi lalu menginterogasi Yani. Dari keterangannya polisi mengetahui bahwa seorang penjaga toko bernama Iin biasa melayani pembelian tramadol di toko tersebut.

"Saya sudah tiga kali beli. Biasanya yang ngejualin masnya itu (sambil menunjuk Iin)," kata dia.

Yani pun diamankan untuk menjadi saksi dalam kasus itu.

"Ini terakhir saya beli tramadol deh Pak, besok enggak lagi," kata Yani.

Sebelumnya, Iin mengatakan tak tahu menahu perihal puluhan kotak tramadol yang ditemukan di toko tersebut. Polisi meminta Yani mengangkat tramadol dan obat-obatang terlarang lainnya ke mobil polisi sebagai hukuman.

Baca juga:Razia Obat PCC di Depok, Aparat Gabungan Malah Temukan Dumolid

Polres Metro Jakarta Barat bekerjasama dengan Balai Besar POM DKI Jakarta, dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat melakukan razia obat keras di toko kelontong di Tamansari, Jakarta Barat. Petugas mendatangi sebuah toko di Jalan Keamanan, Kelurahan Keagungan, Tamansari, Jakarta Barat yang menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari layaknya toko kelontong pada umunnya.

Namun setelah dilakukan penggeledahan, petugas menemukan berbagai macam obat keras dijual di toko ini.

"Kami temukan obat keras atau obat kedaluwarsa. Salah satunya tramadol, lalu ada juga obat yang tak tertera perusahaan yang memproduksinya, lalu juga obat bersimbol K merah yang hanya boleh dijual menurut resep dokter," kata Yuli Murtiningsih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com