JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah mangkrak selama 22 tahun, pemerintah memutuskan untuk kembali melanjutkan pembangunan Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menilai, keputusan tersebut diambil lantaran tak ingin menjadikan infrastruktur sebagai beban negara.
"Tiang-tiang yang sudah dipancang ini kan enggak baik kalau dibiarkan. Tadinya bisa jadi aset kalau dibangun jalannya malah jadi beban karena cuma tiang," kata Kepala BPJT Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna kepada Kompas.com, Senin (9/10/2017).
Di sisi lain, Herry melihat kalau Jalan Tol Becakayu tidak dilanjutkan maka hanya akan memberikan kerugian dari segi biaya maupun manfaat.
Baca: Menanti Pengoperasian Jalan Tol Becakayu Setelah Mangkrak 22 Tahun...
Sementara itu, dari segi manfaat, keberadaan Jalan Tol Becakayu bisa menjadi rute alternatif bagi warga Bekasi yang melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bekasi atau sebaliknya.
"Kemacetan juga bakal berkurang dengan penambahan enam lajur sehingga yang tadinya lewat Tol Jakarta-Cikampek bisa ke Tol Becakayu dan biasanya lewat bawah melalui Kalimalang ada tambahan di atas, tinggal berbagi saja, yang punya uang silakan naik ke atas, yang enggak silakan lewat bawah," imbuh Herry.
Sementara seksi 2 yang menghubungkan Jaka Sampurna dengan Duren Jaya dibangun sepanjang 10,04 kilometer dan diharapkan bisa rampung pada pertengahan 2018 mendatang.
Adapun ruas Jalan Tol Becakayu yang siap diresmikan adalah Seksi 1B Cipinang Melayu-Pangkalan Jati dan Seksi 1C dari Pangkalan Jati-Jaka Sampurna. Sampai saat ini, progresnya kedua ruas tersebut sudah mencapai 99 persen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.