Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandi Akui Kemacetan di Tanah Abang Meningkat, tetapi Cuma 12 Persen

Kompas.com - 29/01/2018, 15:06 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengakui ada kenaikan angka kemacetan di kawasan Tanah Abang setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan penataan di sana.

Namun, angka kemacetan itu berbeda dengan data yang dimiliki Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya.

"Yang kami ingin lihat secara detail adalah data-data yang dimiliki teman-teman Ditlantas yang naik 60 persen karena dari periode uji coba sama sebelumnya. Data kami, ada kenaikan 12 persen dari sebelumnya," ujar Sandi di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu, Senin (29/1/2018).

Meskipun begitu, Sandi menyampaikan, persentase kemacetan Tanah Abang menurun dalam periode Oktober hingga Desember 2017.

Baca juga : Polisi: Jatibaru Ditutup, Kemacetan di Tanah Abang Meningkat 60 Persen

"Kalau dilihat dari periode critical, yaitu antara Oktober sampai Desember, itu justru masih ada penurunan," kata dia.

Sandi menyebut angka kemacetan yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta berbasis data. Dia memerintahkan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah untuk menyandingkan angka kemacetan yang dimiliki Pemprov DKI dan Ditlantas Polda Metro.

"Ini yang lagi kami sandingkan datanya. Mudah-mudahan bisa terkoordinasi dan kami akan tindak lanjuti rekomendasi teman-teman dari Ditlantas," ucap Sandi.

Baca juga : Sandiaga: Bukan Sulap Bukan Sihir, Kemacetan di Tanah Abang Menurun

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengunjungi pasar Tanah Abang, Selasa (26/12/2017). KOMPAS.com/JESSI CARINA Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengunjungi pasar Tanah Abang, Selasa (26/12/2017).
Meskipun ada kenaikan angka kemacetan setelah Jalan Jatibaru Raya ditutup, Sandi menyebut jumlah pengguna bus transjakarta "Tanah Abang Explorer" juga tinggi. Dia menyebut penumpang yang menggunakan layanan bus gratis itu mencapai 19.000 orang per hari.

"Headway di Tanah Abang Explorer itu dengan 19.000 itu berarti kan cepat, sekitar 30 menit mereka mengangkut itu," kata Sandi.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra sebelumnya mengatakan, imbas penutupan Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menyebabkan kemacetan.

Baca juga : Sandiaga Sebut PKL Bukan Penyebab Utama Kemacetan di Tanah Abang

Atas dasar itu, pihaknya memberi surat rekomendasi ke Pemprov DKI Jakarta agar ruas jalan tersebut kembali dibuka.

"Berdasarkan pengamatan kami, 60 persen mengalami kenaikan (kemacetan)," ujar Halim, Jumat pekan lalu.

Halim mengatakan, imbas penutupan ruas jalan tersebut mengakibatkan kepadatan lalu lintas dari Jalan Fachrudin sampai dengan Tomang dan Slipi sampai dengan Tanah Abang.

Hasil itu diketahui setelah pihaknya melakukan pengkajian selama satu bulan.

Kompas TV Penutupan jalan di Depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta, masih menuai ketidakpuasan dari para sopir angkot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingking Casis Bintara Nyaris Putus

Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingking Casis Bintara Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com