Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Kondisi Jembatan Panus Depok

Kompas.com - 21/03/2018, 15:09 WIB
Iwan Supriyatna,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pepohonan besar dan rindang tumbuh di pinggir Jembatan Panus di Jalan Tole Iskandar, RT 004 RW 007, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat. Pepohonan itu membuat hawa terasa sejuk.

Koordinator Bidang Harta Milik Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) Ferdy Jonathans mengatakan, jembatan itu dibangun pada masa kolonial Belanda tahun 1917.

Jembatan itu dirancang Andre Laurens, seorang arsitek dari marga Laurens yang merupakan salah satu dari 12 marga para bekas budak Cornelis Chastelein sekitar dua ratus tahun sebelumnya.

Jembatan tersebut dinamakan Jembatan Panus merujuk ke mandor proyek jembatan itu saat dibangun, yaitu seorang penduduk Betawi Depok yang tinggal di samping jembatan bernama Stephanus Leander.

Stephanus dipanggil Panus, mungkin karena mudah diucapkan. Nama jembatan itu disebut sebagai Jembatan Panus hingga saat ini.

Jembatan itu dulu berfungsi sebagai jalan penghubung satu-satunya antara Bogor menuju Depok dan Jakarta.

Pada masa perang, jembatan dengan panjang sekitar 65 meter dan lebar 5 meter itu kerap digunakan tank-tank maupun truk pasukan Belanda dari arah Bogor menuju ke Jakarta atau sebaliknya.

"Dulu itu digunakan untuk tank-tank Belanda lewat, jembatan itu sangat kokoh," kata Ferdy, Rabu (21/3/2018).

Baca juga : Ciliwung Meluap, Jembatan Panus Depok Sempat Ditutup

Menurut Ferdy, sebelum ada Jembatan Panus, warga sekitar menggunakan perahu kayu atau lebih dikenal dengan sebutan getek untuk menyebrangi Sungai Ciliwung. Dengan adanya jembatan itu, warga tak lagi menggunakan getek.

Kondisi aliran sungai ciliwung di Pos Pemantau Jembatan Panus, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (05/02/2018). Curah hujan yang besar membuat Bendungan Katulampa Siaga 1 pada (05/02/2018) sehingga warga bantaran ciliwung diminta tidak melakukan aktivitas di sungai tersebut. Terpantau pada pukul 15.00 terlihat ketinggian air di Kota Depok mencapai 400cm.MAULANA MAHARDHIKA Kondisi aliran sungai ciliwung di Pos Pemantau Jembatan Panus, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (05/02/2018). Curah hujan yang besar membuat Bendungan Katulampa Siaga 1 pada (05/02/2018) sehingga warga bantaran ciliwung diminta tidak melakukan aktivitas di sungai tersebut. Terpantau pada pukul 15.00 terlihat ketinggian air di Kota Depok mencapai 400cm.
Seiring berjalannya waktu, tahun 1990, di dekat Jembatan Panus dibuat jembatan baru untuk menggantikan fungsi jembatan lama. Meski demikian,masyarakat masih bisa menggunakan jembatan tersebut, bahkan jembatan itu dijadikan tiang ukur untuk memantau ketinggian air guna mewaspadai banjir di musim penghujan.

"Di Jembatan Panus terdapat penggaris pengukur ketinggian air, tanda warna biru ketinggian 200-270 cm statusnya siaga 3, kuning ketinggian 270-350 cm statusnya siaga 2, dan warna merah ketinggian di atas 350 cm stastusnya siaga 1," kata dia.

Ketua Umum Depok Herittage Community Ratu Farah Diba mengatakan, saat ini terdapat lubang berukuran besar di salah satu tiang penyangga jembatan itu. Lubang tersebut akibat terkikis air

"Di bawahnya itu ada besi penyangga yang belum diangkat, kabarnya masih ada," kata Farah.

Dengan kondisi seperti itu, jika kendaraan besar melintas di atas Jembatan Panus akan terasa ada getaran, seolah jembatan akan roboh. Warga kemudian melarang kendaraan bermuatan berat, seperti truk, melintas di Jembatan Panus.

"Truk enggak boleh lewat, cuma motor saja yang boleh lewat, kalau lewat banyak motor pasti terasa goyang," kata Aris, warga sekitar Jembatan Panus.

Kompas.com masih berusaha menghubungi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Depok untuk menanyakan pemeliharaan jembatan bersejarah tersebut. Namun sampai berita ini diturunkan, belum ada respons pihak PUPR Kota Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com