Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Bisa Raup Rp 15 Juta Per Bulan, Pertanian di Rusun Marunda Kini Lesu

Kompas.com - 26/03/2018, 17:30 WIB
Ardito Ramadhan,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kegiatan pertanian di kawasan Rumah Susun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, melesu. Bendahara Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Marunda Bambang mengatakan, jumlah petani yang bercocok tanam di sana menurun.

"Kalau dulu tiap Kelompok Tani ada 15 orang, total se-Rusun Marunda ada sekitar 60 orang. Perhitungan kami terakhir sekarang tinggal sekitar 40 orang yang masih bertani," kata Bambang kepada Kompas.com, Senin (26/3/2018).

Bambang mengatakan, petani yang masih bertahan umumnya tak lagi menggantungkan kehidupan mereka dengan bercocok tanam. Kegiatan bertani kini hanya menjadi kegiatan sampingan mereka.

Menurut Bambang, hal tersebut diakibatkan tidak adanya pasar yang menampung produk hasil tani Rusun Marunda. Oleh karena itu, pemasukan para petani berkurang dan mereka memilih mencari pekerjaan lain.

Baca juga : Cara Ahok Hidupkan Denyut Ekonomi Penghuni Rusun Marunda

Tampak depan Greenhouse di Rusun Marunda, Senin (26/3/2018).KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Tampak depan Greenhouse di Rusun Marunda, Senin (26/3/2018).
"Rusun Marunda ini kan jauh dari mana-mana ya. Mau ke Bundaran Semper aja sudah makan waktu, belum lagi kena macet, debu, dan lain-lain. Akhirnya kalah saing juga," kata Bambang.

Akibatnya, hasil panen para petani Rusun Marunda kini umumnya hanya beredar di lingkungan rusun dan hanya dikonsumsi oleh para penghuninya.

Hal tersebut diamini oleh Ernov, petani di Blok A Rusun Marunda. "Kita mah akhirnya jual di sini-sini aja, Mas. Ini nanem cabai, nanem bawang, paling yang beli ya ibu-ibu di sekitar sini saja buat masak sehari-hari," katanya.

Baca juga : Ahok Ingin Warga Rusun Marunda Dilatih Berbisnis Konveksi

Bambang mengatakan, pihaknya sudah berupaya mencari tengkulak-tengkulak untuk menyalurkan hasil panen para petani. Namun, produk tani Rusun Marunda tetap tidak dapat bersaing di pasaran.

"Susah juga bertanam di pesisir begini kondisi geografis dan cuaca kan kurang mendukung," kata Bambang.

Rusun Marunda sebelumnya menjadi salah satu rusun yang dikenal dengan kegiatan pertaniannya. Pada 2014, Kelompok Tani Rusun Marunda diklaim mampu meraup keuntungan sebesar belasan juta rupiah per bulan.

Baca juga : Kelompok Tani Rusun Marunda Raup Rp 15 Juta Per Bulan

Kompas TV Pasca digusur setahun lalu, kini warga kembali menempati wilayah Kampung Akuarium, Pasar Ikan, Jakarta Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Megapolitan
Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Megapolitan
Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com