Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Pelaku Pembunuhan di Cawang...

Kompas.com - 18/04/2018, 22:38 WIB
Stanly Ravel,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Petrus Paulus Ualubu (21) mengaku membunuh Ali Rahman (34) karena tidak terima tindakan korban yang mengejarnya untuk berhubungan intim.

"Saya enggak suka orang seperti itu (LGBT), makanya saya kasih 'pelajaran'," ucap Petrus kepada wartawan di Mapolres Metro Jakarta Timur, Rabu (18/4/2018).

Ia menceritakan, korban kerap memaksa bertemu dengannya. Kepada polisi, Petrus mengaku diminta korban mengirimkan foto tanpa busana. 

Baca juga: Polisi: Korban Pembunuhan di Cawang Seorang Gay

Setelah beberapa kali menolak, Petrus menerima ajakan korban bertemu di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta Timur, Senin (16/4/2018) pukul 18.30. 

Petrus yang sudah kesal dengan korban, membawa sangkur milik temannya dengan niat memberi "pelajaran".

Saat bertemu, Petrus langsung mengajak korban ke tempat sepi di belakang UKI.

Selama berjalan ke lokasi, korban beberapa kali mencoba melakukan tindak asusila kepada Petrus. 

Baca juga: Pembunuh di Cawang Awalnya Berencana Memberi Pelajaran kepada Korban

Pelaku pembunuhan di Cawang resmi ditangkap Polres Jakarta Timur, Rabu (18/4/2018)KOMPAS.com/ Stanly Ravel Pelaku pembunuhan di Cawang resmi ditangkap Polres Jakarta Timur, Rabu (18/4/2018)
"Saya menghindar saja, saya tepis tangannya," kata Petrus sambil mempraktekkan gerakan tangannya.

Setiba di gang sempit belakang UKI dan memastikan kondisi aman, Petrus langsung meyerang Ali.

Korban ambruk dengan enam luka tusuk.

Baca juga: Pembunuh Pria di Cawang Kesal karena Diajak Berhubungan Intim Sesama Jenis

Kepada wartawan, Petrus mengaku menyesal melakukan perbuatan itu. 

"Nyesel, sering tidak bisa tidur, keingetan," ujarnya. 

Polisi resmi menetapkan Petrus sebagai tersangka pembunuhan Ali yang ditemukan bersimbah darah di Gang Waru, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca juga: Marah Dimasukkan ke Grup WhatsApp LGBT, Pria Ini Bunuh Seorang Warga di Cawang

Petrus dijerat Pasal 338 KUHP dengan ancaman pidana maksimal 15 tahun penjara.

Kompas TV Isu LGBT kembali mencuat setelah Ketua MPR Zulkifli Hasan beberapa waktu lalu menyebut soal adanya fraksi di DPR yang menentang dan mendukung LGBT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Berkah' di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

"Berkah" di Balik Sumpeknya Macet Jakarta, Jambret Pun Terjebak Tak Bisa Kabur

Megapolitan
Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Ibu di Tanjung Priok Dikira Penculik, Ternyata Ingin Cari Anak Kandung yang Lama Terpisah

Megapolitan
Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Megapolitan
Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Megapolitan
Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Megapolitan
Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com