JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno enggan menanggapi pandangan negatif warganet mengenai 40 masjid yang terpapar radikalisme.
Ada yang menyebut bahwa ada jejak pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga di masjid yang terpapar radikalisme itu.
Sandiaga pun menanggapinya dengan menegaskan Pilkada sudah lewat.
Baca juga: 40 Masjid Disusupi Paham Radikal, MUI Imbau Selektif Hadirkan Penceramah
"Sekarang sudah lewat masa memecah belah, sudah, pilkadanya sudah bulan April lalu, so 2017. Come on let's move on," ujar Sandiaga di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Jumat (8/6/2018).
"Sekarang sudah 2018, zaman now, pilkada (sudah) zaman old," tambah dia.
Terkait isu tersebut, Sandiaga mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta fokus membina masjid-masjid.
Baca juga: Ketua MPR: Saya Gak Setuju Isu Masjid Radikal, Mana Ada Masjid Radikal!!
Dia juga mau meningkatkan ekonomi di sekitar masjid.
"Karena setiap ada masjid pasti ada limpahan ekonomi, Islam itu rahmatan lil alamin menebar manfaat. Ini yang merasakan masyarakat di sekitar," ujar Sandiaga.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengundang 42 tokoh praktisi sosial, budaya, pendidikan, dan agama untuk berdiskusi.
Baca juga: Sandiaga Tak Akan Ungkap 40 Masjid yang Disusupi Paham Radikal
Dalam diskusi itu, Jokowi diberi tahu tentang paham radikalisme di masjid.
Cendekiawan Muslim, Azyumardi Azra mengungkapkan, awalnya topik tersebut dicetuskan salah satu tamu, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid.
"Mbak Alissa mengatakan, sekitar 40 masjid yang dia survei di Jakarta itu penceramahnya radikal, dia mengajarkan intoleransi dan radikalisme," ujar Azyumardi, usai pertemuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.