Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Pria 63 Tahun Ini Mudik Jakarta-Solo dengan Sepeda...

Kompas.com - 09/06/2018, 18:46 WIB
Stanly Ravel,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Sebelum melakukan perjalan, Bowo sudah merancang beberapa strategi agar tiba ditujuan. Mengingat usianya yang tak lagi muda, ia memolorkan target sampai ke kampung halaman satu hari lebih lambat.

Baca juga: Lebaran, Pedagang Kuliner di Solo Wajib Pasang Daftar Harga Menu dan Minuman

"Tahun-tahun sebelumnya lima hari, kali ini saya molorin jadi enam (hari). Maklum, faktor tenaga. Jadi, kalau malam malah saya gas, pagi sama siang istirahat, lalu sore-sorean jalan lagi," ujar dia, sembari tersenyum.

Dia mengatakan, istri dan anaknya akan menyusul menjelang H-1 Lebaran. Saat ditanya apakah istri dan anaknya tahu, ia mengatakan sudah biasa.

"Istriku sama anak nyusul H-1 bawa mobil. Jadi, nanti pas pulang baru kita bareng. Sepeda saya pretelin masuk mobil. Sing penting aku info ke mereka sudah sampai mana dan lagi apa," kata dia.

Menurut dia, alasan tak lagi mengayuh sepeda saat pulang lebih karena sudah habis tenaganya. Selain itu, euforia pulang kampung juga sudah hilang.

"Semangat saat mudik itu ada, beda dengan saat pulang. Saya tuh kalau istirahat di emperan atau masjid, banyak kenalan, ngobrol. Nanti saat masuk Pantura, kadang ketemu yang sepedaan juga, lalu bareng deh," kata dia.


Suka duka

Momen mudik yang padat kendaraan baginya justru situasi yang baik, karena laju kendaraan cenderung tak secepat saat hari biasanya. Dengan begitu, ia bisa lebih tenang mengayuh sepeda di jalan raya, apalagi saat melintas wilayah rawan yakni Pantura.

Baca juga: Sopir Bus Angkutan Lebaran di Solo Jalani Tes Kesehatan

"Justru saat mudik ini malah enak, Mas, bus-bus di Pantura enggak kenceng kaya biasanya. Tapi, jujur, aku lebih takut sama motor, banyak yang sembrono," ucap dia.

Suka duka perjalanan yang jauh ini menurut dia cukup banyak. Mulai diberhentikan sama polisi dan masyarakat hanya untuk sekadar selfi, sampai yang dirasa kurang mengenakkan itu kerap dianggap seperti orang yang butuh bantuan.

"Gini loh, Mas, kadang lagi istirahat di jalan mau rokok-an gitu, tahu-tahu ada orang samperin kasih uang dan lain-lain. Walah, aku yo isin (malu) saya tolak, kadang lagi makan di warteg pas mau bayar, eh kata kasirnya sudah ada yang bayarin enggak tahu siapa," ungkap dia.

Namun, dia menganggap semua itu rezeki dan bagian dari hobinya melakukan petualangan. Ia berharap, masih kuat untuk mengayuh sepedanya sampai tujuan sesuai target perjalanan, sehingga bisa berkumpul dan Shalat Id bersama keluarga di kampung halaman.

Bagi pemudik yang bertemu denganya di jalan dan ingin mengobrol atau foro, silakan menegur dan menyapanya, ia dengan senang hati akan meluang waktunya sejenak.

Kompas TV Pemerintah kota Solo, Jawa Tengah menyiagakan empat puskesmas rawat inap pada saat cuti bersama lebaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com