Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Penasaran, Benar Enggak Ada Buaya di Sini? Heboh Banget di TV..."

Kompas.com - 28/06/2018, 12:56 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pencarian buaya di Kali Grogol, Jakarta Barat kembali dilakukan, Kamis (28/6/2018) pukul 08.30. 

Petugas gabungan dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), TNI/Polri ikut membantu.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, sejumlah warga mengelilingi kali yang bersebelahan dengan Stasiun Grogol untuk menantikan kemunculan tiga ekor buaya yang menghebohkan publik tersebut.

Baca juga: Dugaan KLHK soal Kemunculan Buaya Muara di 2 Lokasi di Jakarta

Terlihat anak kecil, pengendara ojek online hingga orangtua berhenti di tepi kali.

Ada pula yang rela datang dari Muara Karang, Jakarta Utara untuk menonton penangkapan buaya.

Seperti Manto yang membawa serta istri, anak, dan cucunya.

Baca juga: Gagalnya Penangkapan Buaya di Kali Grogol karena Pelemparan Batu

"Katanya ada buaya di sini, tadi lihat di TV pagi-pagi," kata Manto, Kamis.

Mereka datang sejak pukul 10.00 dan memerhatikan gerak-gerik petugas mencari buaya. 

"Penasaran saja, benar apa enggak ada buaya? Heboh banget di TV, kan," ujarnya. 

Baca juga: Papan Tanda Bahaya Buaya Akan Dipasang di Kali Grogol

Enam petugas gabungan terlihat menaiki dua buah perahu karet dan menyusuri kali.

Mereka memasang seekor ayam untuk memancing buaya.

"Pemadam sama LHK sudah dua hari (mencari). Infonya tiga ekor (buaya) dipancing pakai dua ayam," kata petugas pemadam kebakaran, Sucipto.

Baca juga: Buaya di Kali Grogol Akan Dikembalikan ke Habitat Aslinya

Kemunculan buaya di Kali Grogol, Jakarta Barat, Rabu (27/6/2018) terlihat pada pukul 10.00-14.00.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transjakarta Modifikasi Rute 1B dan 2P supaya Terintegrasi ke MRT hingga KRL

Transjakarta Modifikasi Rute 1B dan 2P supaya Terintegrasi ke MRT hingga KRL

Megapolitan
Banyak Pengendara Gunakan Pelat Dinas Palsu, Sosiolog: Menunjukkan Adanya Arogansi dan Kecemburuan Sosial

Banyak Pengendara Gunakan Pelat Dinas Palsu, Sosiolog: Menunjukkan Adanya Arogansi dan Kecemburuan Sosial

Megapolitan
PPDB SMP Jalur Zonasi di Depok Dibuka Mulai Hari Ini, Berikut Jadwal Lengkapnya

PPDB SMP Jalur Zonasi di Depok Dibuka Mulai Hari Ini, Berikut Jadwal Lengkapnya

Megapolitan
Jalur Zonasi Dibuka Hari Ini, Wali Murid Keluhkan Situs PPDB Depok Bermasalah

Jalur Zonasi Dibuka Hari Ini, Wali Murid Keluhkan Situs PPDB Depok Bermasalah

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Menyerahkan Diri ke Polisi

Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Menyerahkan Diri ke Polisi

Megapolitan
Marak Pelat Nomor Palsu di Jakarta, Pedagang: Saya Enggak Berani kalau Tak Sesuai STNK

Marak Pelat Nomor Palsu di Jakarta, Pedagang: Saya Enggak Berani kalau Tak Sesuai STNK

Megapolitan
Kabel di Jalan Ahmad Yani Bogor Semrawut, Warga Khawatir Bahayakan Pengguna Jalan

Kabel di Jalan Ahmad Yani Bogor Semrawut, Warga Khawatir Bahayakan Pengguna Jalan

Megapolitan
Cita-cita sejak Kecil Buat Pemilik Pajero Dikejar Polisi di Tol Jatiasih lalu Ditilang

Cita-cita sejak Kecil Buat Pemilik Pajero Dikejar Polisi di Tol Jatiasih lalu Ditilang

Megapolitan
Bocah di Bekasi Tewas di Lubang Galian Air, Polisi Temukan Indikasi Praktik Dukun di Rumah Pelaku

Bocah di Bekasi Tewas di Lubang Galian Air, Polisi Temukan Indikasi Praktik Dukun di Rumah Pelaku

Megapolitan
Tolak Tapera, Pekerja Singgung Kasus Korupsi Asabri dan Jiwasraya

Tolak Tapera, Pekerja Singgung Kasus Korupsi Asabri dan Jiwasraya

Megapolitan
Bocah di Bekasi yang Ditemukan Dalam Lubang Galian Air Diduga Tewas karena Dibekap

Bocah di Bekasi yang Ditemukan Dalam Lubang Galian Air Diduga Tewas karena Dibekap

Megapolitan
Saat Orang Berlomba-lomba Ingin Jadi Pejabat di Jalanan, Gunakan Pelat Dinas Palsu agar Bebas Hambatan...

Saat Orang Berlomba-lomba Ingin Jadi Pejabat di Jalanan, Gunakan Pelat Dinas Palsu agar Bebas Hambatan...

Megapolitan
Tolak Tapera, Warga: Kesannya kayak Dipaksa Punya Rumah, padahal Masih Banyak Kebutuhan Lain

Tolak Tapera, Warga: Kesannya kayak Dipaksa Punya Rumah, padahal Masih Banyak Kebutuhan Lain

Megapolitan
Dharma Pongrekun-Kun Wardana Diminta Perbaiki Data 500.000 Pendukung untuk Bisa Maju pada Pilkada DKI 2024

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Diminta Perbaiki Data 500.000 Pendukung untuk Bisa Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Pemerintah Disarankan Memperbesar Subsidi Rumah Dibanding Mewajibkan Tapera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com