Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TGUPP Pelajari Gagalnya Kota Tua Jadi Warisan Dunia

Kompas.com - 18/07/2018, 09:04 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) tengah mengkaji gagalnya kawasan Kota Tua dinominasikan sebagai warisan dunia UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB.

"Minggu lalu saya minta TGUPP melibatkan SKPD terkait untuk mempelajari hasil UNESCO. Keputusan UNESCO itu tebal, bukan hanya DKI, tapi banyak. Saya minta untuk mempelajari, lalu merekomendasikan ke Gubernur langkah yang harus dilakukan agar Kota Tua laik jadi warisan dunia. Sekarang sedang dipelajari. Kalau sudah, akan dilakukan komitmennya," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (17/7/2018).

Baca juga: Ada Reklamasi, Kota Tua dan Kepulauan Seribu Tak Direkomendasikan Jadi Warisan Dunia UNESCO

Anies menjelaskan, tujuan mempelajari dokumen UNESCO itu untuk mencari tahu kesalahan saat mengajukan permohonan Kota Tua sebagai warisan dunia.

"Saya mau tahu kemarin kita missed-nya di mana, karena kalau ada masalah bisa dijelaskan. Jadi kita perjuangkan," kata dia.

Ia bercerita pengajuan Kota Tua sebagai warisan dunia dulu disetujui dirinya ketika masih menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Ketika ditanya soal kemungkinan mendaftarkan kembali Kota Tua ke UNESCO, Anies menyebut butuh waktu panjang untuk mengajukan kembali Kota Tua sebagai warisan dunia. Ada juga proses lobi untuk meloloskan itu dalam nominasi.

"Kalau mau mengajukan lagi, itu ada jedanya, tidak bisa langsung berikutnya. Saya dulu (Mendikbud) yang proses, jadi saya tahu sedikit-sedikit. Dan memperjuangkannya itu tak sederhana," kata Anies.

Indonesia sempat mendaftarakan Kota Tua dan beberapa pulau bersejarah di Kepulauan Seribu dalam nominasi pada 2015.

Namun, akhirnya tidak direkomendasikan oleh International Council on Monuments and Sites (ICOMOS). Dalam laporannya, ICOMOS menjelaskan Indonesia gagal mendemonstrasikan keistimewaan Kota Tua.

Selain itu, disebut soal reklamasi yang berada di antara Kota Tua dengan Pulau Onrust, Pulau Cipir, Pulau Bidadari, dan Pulau Kelor. Reklamasi jadi salah satu alasan Kota Tua dan empat pulau itu tak direkomendasikan.

Baca juga: Tim ICOMOS Periksa Kelayakan Kota Tua Jakarta Jadi World Heritage

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Megapolitan
Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Megapolitan
Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Megapolitan
Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Megapolitan
Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Megapolitan
Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com