Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Keluarga Pasien Kanker Minta Jokowi dan Dirut BPJS Jawab Somasi Senin Depan

Kompas.com - 20/07/2018, 23:29 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara Edy Haryadi, Rusdianto Matulatuwa mengatakan, pihaknya memberikan batas waktu kepada Direktur Utama BPJS dan Presiden Joko Widodo hingga Senin (23/7/2018), untuk menjawab somasi yang mereka layangkan.

Edy sebelumnya melayangkan somasi kepada Jokowi dan Dirut BPJS, Kamis (19/7/2018), karena obat trastuzumab tidak lagi dijamin oleh BPJS. Istri Edy, Yuniarti Tanjung, diketahui merupakan pasien kanker payudara HER2 positif yang menggunakan obat tersebut. 

"Jadi, dikasih batas waktu sampe hari Senin. Dilayangkan kemarin hari Kamis," ujar Rusdiyanto, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/7/2018).

Baca juga: Obat Kanker Tak Lagi Dijamin, Keluarga Pasien Somasi Jokowi dan Dirut BPJS

Rusdiyanto mengatakan, mereka meminta somasi itu dijawab Dirut BPJS dan Presiden Jokowi dalam waktu singkat karena berkaitan dengan nyawa Yuniarti.

"Mengapa sangat tergesa-tergesa, pertama kami sangat berkaitan dengan waktu. Di mana waktu ini sangat berhubungan dengan nyawa seseorang. Kita tidak menunggu bisa lama," ujar Rusdiyanto.

Obat trastuzumab disebut sebagai obat utama yang diperlukan oleh Yuniarti dan obat tersebut juga merupakan resep langsung dari pihak dokter, dan tercantum dalam formulasi obat nasional.

"Dengan dicabutnya pembatasan obat tersebut yang sangat dibutuhkan oleh klien kami, terkait dengan nyawa. Obat ini bukan obat main-main dan bukan obat sampingan tapi obat utama. Diputuskan di tengah jalan kami menganggap bahwa itu suatu perbuatan melawan hukum, karena mencoba lari dari tanggung jawab," sebut dia.

Baca juga: Ini Penyebab BPJS Kesehatan Hentikan Penjaminan Obat Kanker Trastuzumab

Jika tidak ada itikad baik terkait somasi ini dari para pihak tersebut, maka pihaknya akan menempuh jalur hukum lewat pengadilan.

"We can't joke with life. Karena nyawa bukan untuk dicoba-coba. Kami justru melihat di sini bahwa BPJS malu mengakui bahwa obat ini mahal, sehingga tidak bisa dia siapkan karena keterbatasan biaya," ujar dia.

Kompas TV Deteksi Kanker Payudara dengan Teknik ‘Sadari’
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com