Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelatih Persitara: Sepak Bola Alat Pemersatu, Bukan Pemecah Belah

Kompas.com - 06/08/2018, 20:03 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Kematian suporter Persitara Jakarta Utara, William Wijaya, dalam tawuran yang terjadi di Pasar Rebo pada Sabtu (4/8/2018) lalu menjadi motivasi bagi tim berjuluk Laskar Si Pitung tersebut.

Pelatih Persitara Jakarta Utara Rochy Putiray mengatakan, kematian William menjadi penyemangat baginya untuk melatih Persitara.

"Semoga ini jadi pelajaran buat saya, semangat buat saya, motivasi buat saya, untuk mempersiapkan tim lebih baik," kata Rochy dalam acara pemakaman William di TPU Budi Darma, Cilincing, Senin (6/8/2018).

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Manajer Persitara Jakarta Utara, Kevin Valentino. Ia menyebut kepergian William mesti menjadi motivasi bagi seluruh awak tim.

Baca juga: Suporter Persitara Bantah Bawa Senjata Tajam Saat Tawuran di Pasar Rebo

"Semoga pelajaran ini menjadikan motivasi buat saya sebagai pelatih, manajer tim, teman-teman pemain untuk bisa lebih tertantang termotivasi untuk lebih baik ke depannya," katanya.

Rochy menambahkan, dirinya berharap agar kejadian tawuran tidak lagi terulang. Menurutnya, sepak bola harusnya menjadi alat pemersatu, bukan pemecah belah.

"Terima kasih buat NJ Mania, saya berharap ke depan kejadian ini tidak terulang kembali. Dalam arti, apapun yang terjadi cobalah berusaha untuk lebih tenang, karena sepak bola alat pemersatu, bukan alat pemecah belah," katanya.

William Wijaya meninggal dunia dalam peristiwa tawuran yang melibatkan suporter Persitara Jakarta Utara, NJ Mania, di Pasar Rebo, Sabtu (4/8/2018) lalu.

Baca juga: Begini Kronologi Tawuran di Pasar Rebo Versi Suporter Persitara

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Yoyon Tony Surya Putra menyebut tawuran disebabkan oleh suporter Persitara yang menjarah dagangan warga.

Namun, Ketua Umum NJ Mania Farid membantah pernyataan tersebut. Ia mengatakan, tawuran terjadi akibat pelemparan batu yang dilakukan terhadap rombongan NJ Mania.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Megapolitan
Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Megapolitan
Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Megapolitan
Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Megapolitan
Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Megapolitan
Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Tanjung Priok Macet Total Imbas Kebakaran di Terminal Kontainer Cilincing

Megapolitan
Nasib Tukang Tambal Ban yang Diduga Tebar Ranjau, Digeruduk Ojol lalu Diusir Warga

Nasib Tukang Tambal Ban yang Diduga Tebar Ranjau, Digeruduk Ojol lalu Diusir Warga

Megapolitan
Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan, Mungkinkah Terwujud?

Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan, Mungkinkah Terwujud?

Megapolitan
Bawaslu DKI Mulai Rekrut Anggota Panwascam untuk Pilkada DKI 2024

Bawaslu DKI Mulai Rekrut Anggota Panwascam untuk Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Menggantungkan Hidup dari Recehan Pengunjung Minimarket...

Menggantungkan Hidup dari Recehan Pengunjung Minimarket...

Megapolitan
Membaca Kans Ahok Maju Pilkada 2024 hingga Dianggap Patut Diperhitungkan Lawan

Membaca Kans Ahok Maju Pilkada 2024 hingga Dianggap Patut Diperhitungkan Lawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com