Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean Numpuk, Warga Nilai Panitia Tiket Asian Games Tidak Profesional

Kompas.com - 16/08/2018, 16:46 WIB
David Oliver Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah masyarakat yang hendak melakukan penukaran dan pembelian tiket Asian Games mengeluhkan tidak profesionalnya kinerja panitia.

Panitia tiket, kiosTix, mulai membuka penukaran tiket sejak Kamis (16/8/2018) hingga Jumat (17/8/2018), di Jalan Pejaten Barat Nomor 5, Jakarta Selatan.

Tidak bekerjanya situs web ticketing membuat kiosTix juga membuka loket pembelian tiket di lokasi yang sama.

Salah satu warga, Linda, menyampaikan kekesalannya setelah mengantre sejak pukul 10.00 WIB.

Linda mengatakan, hingga pukul 11.00 WIB mengantre, panitia tidak memberikan nomor antrean yang mengakibatkan antrean panjang hingga ke jalan raya.

Baca juga: Berbagai Masalah Dikeluhkan Warga Saat Penukaran Tiket Asian Games

"Ini antrean numpuk, enggak tahu kapan bisa ambil tiket. Ini kok pantia enggak profesional ya, padahal ini kan event-nya dihadiri Presiden loh," ujar Linda, saat ditemui Kompas.com di lokasi, Kamis siang.

Linda juga mengeluhkan proses penukaran tiket yang terbilang masih dengan cara-cara lama.

Dari email yang diterima, Linda terlebih dahulu harus mencetak e-voucher untuk bisa ditukarkan dengan tiket.

Linda menilai, untuk mempermudah proses penukaran, harusnya masyarakat hanya perlu menunjukan e-voucher, setelah itu panitia mencari data yang sudah tersimpan di sistem dan langsung mencetak tiket.

"Saya nanya ya, efisien enggak ini era digital, kita beli tiket dikasih e-voucher baru di-print. Terus saya tanya kenapa begini. Terus jawabnya tahu apa, 'saya enggak tahu, Bu, kan kami cuma jualan tiket saja, kalau itu bukan urusan kami'. Kan enggak profesional itu jawabannya," ujar Linda.

Baca juga: Konter Tiket Asian Games Ditempatkan di Trotoar dan Halangi Jalur Sepeda

Linda juga mempertanyakan mengapa penukaran tiket untuk pembukaan Asian Games hanya bisa dilakukan di satu lokasi.

Linda menilai, harusnya panitia membagi lokasi penukaran tiket per wilayah.

Keluhan lain disampaikan Arya. Arya mengatakan, informasi yang disampaikan oleh panitian tiket simpang siur.

Pada Rabu (15/8/2018), Arya datang ke lokasi untuk menukarkan tiket pembukaan Asian Games yang telah dibelinya.

Namun, panitia yang ditemui mengatakan, tiket hanya bisa ditukarkan saat pembukaan atau pada 18 Agustus.

Kamis siang, Arya mendapatkan informasi ternyata tiket sudah mulai bisa ditukarkan hari ini.

"Saya sudah datang kemarin, jawabnya bisa ditukarkan waktu hari-H. Eh, ada teman yang ngabarin kalau hari ini bisa ditukar. Ya sudah, saya langsung datang kemari," ujar Arya.

Baca juga: Beli Tiket Asian Games dengan YAP

Lin, warga lainnya mengaku, telah mengantre sejak pukul 10.00 WIB untuk membeli tiket dengan pemesanan dari perusahaan.

Awalnya, Lin telah mendapatkan jumlah tiket yang ingin dibeli. Namun, saat kembali mengantre, panitia mengatakan tiket telah habis dan diminta untuk mengantre di tiket umum.

Lin pada Rabu kemarin telah datang untuk membeli tiket. Namun, tiket opening tidak tersedia.

"Katanya tiketnya belum diproduksi. Lah, kok belum diproduksi saya bilang," ujar Lin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com