Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra: Harapan Kami DPW PKS DKI Bisa Menahan Diri

Kompas.com - 31/10/2018, 14:30 WIB
Nursita Sari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade menilai ancaman Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mematikan mesin partai pada Pemilihan Presiden 2019 hanyalah komentar salah seorang kader.

Menurut Andre, hal itu bukanlah sikap resmi PKS.

Pernyataan itu diketahui disampaikan Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi.

Baca juga: Soal Posisi Wagub DKI, Gerindra Minta PKS Tak Emosional

"Itu kan hanya komentar dari anggota DPRD DKI (fraksi) PKS yang gelisah, bukan komentar resmi partai. Jadi, enggak perlu kami tanggapi," ujar Andre saat dihubungi, Rabu (31/10/2018).

Menurut Andre, Gerindra dan PKS bersama PAN dan Partai Demokrat masih bersama bekerja memenangkan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.

Juru bicara Prabowo-Sandiaga itu mengatakan, pimpinan PKS tidak pernah menyampaikan komentar apa pun soal penghentian mesin partai.

Baca juga: Gerindra: PKS Enggak Akan Matikan Mesin Partai karena Kita Komitmen Ganti Presiden

"Kan kita masih bekerja, sampai sekarang lihat dong komentar dari pimpinan PKS, tidak ada komentar negatif, karena kita tahu bahwa kita itu sudah sehati, insya Allah tidak ada masalah," kata dia.

Oleh karena itu, Andre meminta semua pihak, khususnya kader DPW PKS DKI Jakarta, untuk tidak berkomentar negatif.

"Menyangkut wagub, mari semua pihak menahan diri. Kalau DPD Gerindra DKI kan sudah menahan diri, tidak berkomentar. Harapan kami DPW PKS DKI juga bisa menahan diri," ucapnya.

Baca juga: PKS Ancam Mogok Kampanye Pilpres, Ini Komentar Sandiaga

Suhaimi sebelumnya mengatakan, kader-kader PKS di tingkat DPW dan ranting se-Jakarta mulai berkomentar untuk lepas tangan pada Pilpres 2019.

Menurut Suhaimi, kader-kader PKS di tingkat DPW dan ranting se-Jakarta masih memegang hasil komunikasi politik antara para petinggi PKS dan Partai Gerindra yang menyatakan bahwa kursi wagub DKI adalah hak PKS.

Alotnya pembahasan soal wagub DKI juga membuat kader PKS kecewa. Suhaimi mengatakan, mesin partai PKS untuk Pilpres 2019 bisa mati akibat hal ini.

Baca juga: Perebutan Kursi Wagub Berujung Ancaman PKS DKI pada Pilpres 2019

"Kekecewaan itu sudah terasa di bawah. Kalau kader pada kecewa, otomatis mesin partai pasti mati tuh karena PKS itu kan partai kader," kata Suhaimi, Selasa (30/10/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com