Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Polisi Marahi Penjual Nasi Bebek karena Teh Hangat Rp 1.000

Kompas.com - 26/06/2019, 11:26 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com — Seorang pria menjadi viral lantaran memarahi penjual nasi bebek di Jalan Kaliabang, Bekasi Utara, Kota Bekasi, hanya karena teh hangat seharga Rp 1.000.

Pria itu viral karena ada pengunjung lain yang merekam aksi pria tersebut sedang memarahi penjual nasi bebek dengan suara keras.

Dalam video yang beredar di media sosial, disebutkan bahwa pria tersebut marah karena tidak terima teh hangat tawar yang diminumnya dihargai Rp 1.000.

"Dagang aja di sini numpang gratis, minum bayar lo," ucap pria itu dalam video.

Pria itu pun sempat mengakui dirinya adalah seorang aparat kepolisian dan mengancam akan mengusir sang penjual nasi bebek itu.

Berikut fakta-fakta yang dirangkum Kompas.com.

Baca juga: Viral Oknum Polisi Marahi Pedagang Nasi Bebek karena Diminta Bayar Teh Rp 1.000

1. Oknum polisi

Kasie Humas Polsek Bekasi Utara Aiptu Rencana membenarkan bahwa pria yang viral memarahi nasi bebek itu ialah seorang anggota kepolisian yang diketahui bernama Mursid dengan pangkat aiptu.

"Iya itu oknum (polisi) benar dan sudah diperintahkan menghadap (bagian) propam (Polres Metro Bekasi Kota)," ujar Rencana saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (25/6/2019).

Berkat aksinya memarahi penjual nasi bebek, Mursid pun diserahkan ke bagian Propam Polres Metro Bekasi Kota untuk menerima sanksi.

Baca juga: Polisi yang Marah-marah karena Teh Rp 1.000 Minta Maaf ke Pedagang Nasi Bebek

2. Hormat bendera

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto mengatakan, Mursid sudah ditindak dan diberikan sejumlah sanksi, salah satunya melakukan hormat kepada bendera Merah Putih di halaman Polres Metro Bekasi Kota.

Namun, Indarto tidak merinci secara detail sanksi hukuman yang diberikan kepada Mursid.

"Tindakan disiplin dan tindakan fisik, salah satunya (hormat bendera)," kata Indarto.

Video Mursid melakukan hormat bendera juga beredar viral di sejumlah media sosial. Dalam video itu, Mursid melakukan hormat bendera menggunakan seragam lengkap dinas kepolisian dengan diawasi oleh polisi lain.

Baca juga: Polisi yang Marahi Pedagang Nasi Bebek Dihukum Hormat Bendera

3. Oknum polisi minta maaf ke penjual nasi bebek

Indarto juga menyampaikan bahwa permasalahan Mursid dengan penjual nasi bebek sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

Mursid disebut sudah mendatangi penjual nasi bebek dan meminta maaf atas perbuatannya memarahi penjual tersebut hanya karena teh hangat tawar yang diminumnya dihargai Rp 1.000.

"Penjual dan yang bersangkutan sudah musyawarah dan yang bersangkutan sudah minta maaf," ujar Indarto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com