Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilihan Wagub DKI Berlarut-larut, Pengamat Curiga untuk Akomodasi Kepentingan Politik

Kompas.com - 09/08/2019, 19:46 WIB
Anastasia Aulia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Besok, tepat satu tahun kursi wakil gubernur DKI Jakarta yang ditinggal oleh Sandiaga Uno kosong.

Padahal dua calon pengganti telah diusulkan sejak Maret 2019 oleh dua partai pengusung yakni Gerindra dan PKS.

Pengamat politik Gun Gun Heryanto pun menilai bahwa DPRD DKI Jakarta lamban dalam melaksanakan tugasnya.

"(Proses itu) terlalu lama atas dasar pertimbangan (bahwa) DKI itu wilayah yang kompleks. Masalahnya banyak dan terlebih ekspektasi masyarakat DKI yang harus dijawab," ujar Gun Gun ketika dihubungi Kompas.com pada Jumat (9/8/2019).

Menurut dia, tarik menarik masalah pemilihan wakil gubernur ini harus segera dihentikan. Sebab, hal ini merupakan hajat hidup orang banyak.

Baca juga: Sudah Pernah Surati Ketua DPRD, Anies Harap Pemilihan Wagub DKI Dipercepat

Kekosongan wakil gubernur DKI juga dianggap menambah berat beban Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Apalagi saat Anies harus meninggalkan Ibu Kota untuk kunjungan kerja seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Menurut Gun Gun, pemilihan wakil gubernur ini tak perlu dibuat rumit. Lambatnya pemilihan wakil gubernur yang baru justru menimbulkan kecurigaan. Gun Gun mempertanyakan adanya kemungkinan kepentingan politik yang belum terpenuhi.

"Jadi menurut saya bukan itu masalahnya, ada masalah lain yaitu soal akomodasi kepentingan politik. Ya apa lagi coba? Apa yang bisa menjelaskan selain itu?" tutur Gun Gun.

Seharusnya DPRD DKI Jakarta lebih serius dalam menangani polemik yang dinilai berlarut-larut ini. Jangan sampai ada yang menganggap bahwa birokrasi bisa berjalan tanpa kepemimpinan yang lengkap.

Baca juga: Cerita Anies Baswedan, Setahun Tanpa Wagub

"Kini kan bola liar ada di DPRD, karena kan dua nama sudah diajukan. Harusnya (sudah) dipilih," kata Gun Gun.

Gun Gun menjelaskan, pada waktu Pilkada masyarakat telah memilih sepaket kepemimpinan yaitu gubernur dan wakilnya. Pihak terkait seperti DPRD DKI dan partai pengusung pun memiliki tanggung jawab sosial politik untuk melengkapi paket itu lagi.

Apabila ditunda hingga masa kepengurusan periode selanjutnya, Gun Gun khawati terdapat miskonfigurasi dengan anggota DPRD DKI yang baru. Ada kemungkinan tidak seluruh anggota langsung memahami konteks persoalannya pada masa awal kepengurusan.

"Seharusnya urusan wagub ini tuntas sebelum periode DPRD baru. Jadi harus prioritas, wagub harus tuntas sebelum DPRD baru menjababat" kata Gun Gun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com