Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Ini Beranggotakan 10.000 Orang Bernama Agus

Kompas.com - 24/08/2019, 05:00 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama 'agus' tentu tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Nama 'agus' yang terdengar pasaran membuat Agus Saefullah berpikir untuk membuat perkumpulan dengan sesama orang yang bernama agus.

Berawal dari silaturahmi antar kerabat yang juga bernama agus. Gusjam sapaan akrab Agus Saefullah kemudian mengajak beberapa kerabatnya itu untuk membentuk sebuah komunitas.

Komunitas itu lalu diberi nama Agus Agus Bersaudara Indonesia (AABI) dan resmi terbentuk di Bandung, Jawa Barat, pada 13 Desember 2015.

"Awalnya dari medsos (media sosial) kan banyak tuh nama agus. Ya sudah gabungin aja yuk, ya silaturahmi biasa aja awal-awalnya," kata Agus Saefullah yang juga Ketua Umum AABI kepada Kompas.com, Jumat (23/8/2019).

Baca juga: Nama Agus dan Lahir 17 Agustus Bisa Bikin SIM Gratis

Untuk mengembangkan komunitasnya, Gusjam merekrut orang yang memiliki unsur nama agus melalui media sosial. Lambat laun, Komunitas AABI terus berkembang dan makin banyak media massa yang meliput.

"Semakin berkembang, akhirnya ya udah kami buat nama, habis itu buat logo, terus juga harus visi misi. Alhamdulillah sekarang tahapan-tahapan itu sudah terpenuhi," ujar Gusjam.

Menurut dia, Komunitas AABI juga dibentuk untuk melestarikan nama agus yang kini sudah jarang ditemukan pada generasi muda.

Gusjam mengatakan, kini AABI memiliki lebih dari 10.000 anggota.

Anggota komunitas itu tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari berbagai macam suku, ras, dan agama, lelaki maupun perempuan. Dalam komunikasi antar anggota, tiap anggota memiliki nama panggilan masing-masing agar tidak menyulitkan panggil antar anggota yang memiliki kesamaan nama itu.

"Sekarang anggota sudah 10.000 lebih. Kami ada tingkatannya juga, ada DAP yaitu Dewan Agus Pusat kantornya di Jakarta, DAD (Dewan Agus Daerah) itu tingkat provinsi, DAC (Dewan Agus Cabang) itu tingkat kabupaten dan kota. Ada juga ranting-ranting. Kami juga ada panggilan masing-masing, kayak saya Gusjam, ada juga Gusmul," ujar Gusjam.

Untuk menjadi anggota AABI, seseorang tentu harus memiliki unsur nama 'agus'. Pendaftaran sebagai anggota bisa dilakukan di website AABI www.agus.or.id/

Kegiatan Komunitas AABI bersifat sosial, seperti santunan untuk anak yatim piatu.

"Kami lebih ke sosial, santunan buat yatim piatu itu dananya dari anggota semua. Satu bulan sekali kami adakan santunan itu," ujar Gusjam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com