Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Sebut Tak Hanya Anaknya yang Keracunan Usai Makan Nasi Goreng dari Sekolah

Kompas.com - 13/09/2019, 22:06 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Widia Sumarni (31) ibu dari LSZ (3) yang meninggal dunia karena diduga keracunan nasi goreng pemberian makanan tambahan anak sekolah (PM-TAS) menyebutkan tidak hanya dua putranya yang mengalami muntah-muntah.

Dia mendapat informasi melalui telepon dan aplikasi pesan singkat yang menyebutkan bahwa beberapa anak yang bersekolah di SDN 19 Tugu Utara, tempat putra sulungnya ZAA bersekolah, juga muntah-muntah setelah mengonsumsi nasi goreng tersebut.

"Aku cari tahu dulu, enggak mau main menuduh nasi gorengnya (penyebab keracunan). Itu kan aku cari tahu kalau ada yang lain (yang keracunan). Sudah beberapa jam enggak ada konfirmasi, setelah anak saya di rumah sakit baru banyak WA pada ngomong anaknya sakit perut muntah-muntah," kata Widia saat ditemui di kediamannya di Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, Jumat (13/9/2019).

Bahkan, kata Widia, saat ia membawa putra sulungnya ke RS Tugu Koja, ada teman sekelas anaknya yang juga memeriksa kesehatannya di rumah sakit tersebut.

"Saat saya di RS ada satu orang teman satu kelasnya ZAA itu perempuan datang ke situ. Awalnya saya enggak tahu itu temannya ZAA. Tapi pas datang didampingi satpam, satpam teriak ini ada satu lagu keracunan nasi goreng," kata suami Widia, Wahyu Irawan (31).

Baca juga: Seorang Balita Meninggal Usai Makan Nasi Goreng dari Sekolah Kakaknya

Kompas.com coba meminta Widia atau Wahyu untuk memperlihatkan isi pesan yang menyebutkan ada anak lain yang keracunan nasi goreng tersebut.

Namun mereka menolak untuk menunjukkannya dengan alasan tidak mau memperpanjang kasus tersebut.

Adapun keterangan dari Wahyu bertentangan dengan perkataan Kasudin Pendidikan Jakarta Utara Wilayah II Momon Sulaeman.

Sebelumnya Momon menyebutkan, hanya ZAA dan almarhum adiknya LSZ yang keracunan usai mengonsumsi nasi goreng tersebut.

"Guru juga sudah ngasih tahu, itu nasi goreng jangan dimakan di atas jam 12.00 WIB. Tapi siswa lainnya enggak ada masalah. Karena anak itu kondisi lagi sakit saja makanya gitu," kata Momon saat dikonfirmasi wartawan Jumat siang.

Sebelumnya diberitakan, LSZ meninggal dunia pada Kamis (12/9/2019). Diduga, salah satu faktor yang menyebabkan LSZ meninggal karena mengonsumsi nasi goreng yang ia santap bersama sang kakak ZAA pada Rabu (11/9/2019).

ZAA sendiri juga sempat dirawat di RS Tugu Koja karena muntah-muntah setelah mengkonsumsi nasi goreng tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com