Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Punya Alat Kelengkapan Dewan, Apa yang Dikerjakan DPRD DKI?

Kompas.com - 18/09/2019, 23:02 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga minggu setelah dilantik, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta masih belum memiliki alat kelengkapan dewan (AKD) seperti komisi maupun badan yang akan ditempati para anggota.

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PAN Zita Anjani mengaku bahwa selama tiga minggu ini, dirinya bersama anggota Fraksi PAN lain bekerja secara inisiatif walau belum ada AKD.

Menurut Zita, mereka antara lain melakukan rapat di internal fraksi, berkunjung ke lapangan, dan menyerap aspirasi masyarakat. Anggota Fraksi PAN juga menerima kunjungan kerja dari daerah maupun menerima pengaduan warga.

Baca juga: Para Anggota DPRD DKI Gadaikan SK untuk Pinjam Uang ke Bank DKI

"Kami menerima kunker-kunker juga dari daerah. Lalu ada juga aduan warga, ada dari PAUD, warga di dapil (daerah pemilihan) masing-masing, banyak setiap minggu ada saja aduan," ujarnya.

Ia berharap, penyusunan tata tertib dan AKD bisa cepat selesai agar kerja dewan jadi lebih teratur.

Senada dengan Zita, anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI Viani Limardi menyebutkan, tiga  minggu ini merupakan waktu yang sibuk dan melelahkan.

"Tiga minggu ini sangat sibuk dan sangat capek, yang pertama karena kami buka aduan setiap pagi. Aduan masyarakat yang masuk itu banyak sekali, seminggu minimal bisa 50 aduan," ucap Viani.

PSI juga menindaklanjuti aduan tersebut dengan berkoordinasi dengan dinas-dinas di Pemprov DKI Jakarta.

Anggota Fraksi PSI juga terjun ke lapangan, minimal dua kali dalam seminggu.

"Kami mulai cek ke dinas-dinas, cek ke lapangan. Kedua yang sekarang paling kami fokusin pembahasan tatib. Nah, itu lumayan menguras tenaga. Lalu kami mempersiapkan pembahasan APBD, RDTR. Dua hal ini yang penting. Kami sekarang fokus di situ," ujarnya.

Meski belum memiliki AKD, anggota Fraksi PSI mulai membiasakan diri bekerja sesuai komisi yang akan ditempati nanti.

"Kami memang belum ada AKD resmi tapi kami sudah ada pembagiannya siapa di komisi A dan seterusnya. Jadi kami bekerja sesuai di komisi mana kami akan masuk. Misalnya saya akan ke komisi D makanya saya mulai ke dinas-dinas ada di bawah komisi D. Lalu mulai nyisir anggaran 2020 tapi komisi D," ujar Viani.

Pengesahan tatib dan AKD ditargetkan akan dilakukan pada 27 September ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com