Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhimpunan Jiwa Kesehatan Imbau Masyarakat Tak Terpengaruh Iklan BPJS Kesehatan soal Joker

Kompas.com - 11/10/2019, 15:49 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Unggahan iklan BPJS Kesehatan yang menggunakan latar belakang Joker dinilai akan membuat stigma masyarakat bahwa orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berbahaya, bahkan berpotensi berbuat jahat.

Ketua Perhimpunan Jiwa Kesehatan, Yeni Rosa mengimbau, agar masyarakat tidak terpengaruh postingan BPJS Kesehatan tersebut.

“Jangan melihat stigma dari orang yang gangguan jiwa itu berpotensi jadi orang jahat dan itu stigma yang kejam yang sebaiknya tidak benar. Jadi justru masyarakat harusnya jangan kemakan oleh stigma itu,” ujar Yeni di Kantor BPJS Kesehatan, Letjend Suprapto, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019).

Baca juga: Usai Terima Somasi, BPJS Kesehatan Hapus Foto Joker di Facebook

Ia mengatakan, malah sebenarnya orang yang alami gangguan jiwa lebih besar kemungkinan menjadi korban kekerasan.

Hal itu pernah diteliti oleh psikiater dengan survei para pasien ODGJ di Indonesia.

“Itu di Indonesia hampir semua responden pasien itu menyatakan pernah mengalami kekerasan. Ini melalui penelitian psikiater mereka memperinci sih mereka (orang sakit jiwa) sering diolok- olok, mereka dilempar batu, bahkan pernah jadi kekerasan seksual,” ucapnya.

Yeni menganggap pentingnya peringatan dan pembahasan dengan BPJS Kesehatan terkait iklan Joker yang dipostingnya.

Baca juga: Unggah Iklan Joker, BPJS Kesehatan Dianggap Buat Stigma bagi ODGJ

Sebab dengan postingan itu, BPJS Kesehatan bisa dianggap membuat stigma bahaya pada orang yang alami gangguan jiwa.

“Kenapa kemudian BPJS ini mengeluarkan statement itu kita anggap penting karena BPJS ini kan lembaga negara. Kalau dia mengatakan orang gangguan jiwa tidak dikasih obat bisa jadi Joker. Maka nantinya masyarakat akan menganggap itu sebagai legitimasi dari negara bahwa betul orang dengan gangguan jiwa itu berbahaya dan bisa jadi joker,” ucapnya.

Karena postingan itu, pihaknya menuntut BPJS untuk mengontrol media sosialnya dan menyatakan seluruh postingannya tentang latar belakang joker itu keliru.

Kemudian, ia juga meminta BPJS selama tujuh bulan kedepan melakukan kampanye perbaikan citra orang gangguan jiwa ke masyarakat.

"Kita berharap BPJS kedepannya akan menjadi leading centre untuk memperbaiki stigma masyarakat kepada orang gangguan jiwa. Supaya satu minggu kedepan dia juga meng-upload klarifikasinya terkait postingan sebelumnya," tuturnya.

BPJS Kesehatan mengunggah pernyataan dengan latar belakang wajah Joker di akun resmi Facebook-nya. Keterangan dalam unggahan itu yakni:

JKN-KIS menanggung perawatan penyakit Orang Dengan Gangguan Jiwa agar tidak tercipta Joker-Joker lainnya~

#BPJSKesehatanRI

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com