Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Sebuah Gedung, Bangunan SMKN 35 Jakarta Terpisah dari Lapangannya

Kompas.com - 01/11/2019, 19:41 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - SMKN 35 Jakarta berbeda dengan SMA pada umumnya, sebab gedung sekolah atau kelas terpisah dengan lapangan olahraga.

Kepala Sub Bagian Humas SMKN 35 Jamsari mengatakan terpisahnya bangunan sekolah dengan lapangan olahraga karena adanya sebuah bangunan Pusat Pengembangan Kompetensi Guru dan Kejuruan (P2KPTK2) Jakarta Barat.

Bangunan yang terletak di antara bangunan sekolah dengan lapangan ini awalnya tak ditembok. Sehingga, tak mengganggu aktivitas siswa.

Namun, bangunan ini kemudian ditembok sehingga bangunan sekolah SMKN 35 Jakarta menjadi terpisah dari lapangannya.

"Dulu sebenarnya gabung jadi satu antara ini dan gedung P2KPTK2 sebenarnya tanah juga tanah kita atas nama SMKN 35 Jakarta Barat, tapi sekarang sudah ditembok," ucap Jamsari saat ditemui di SMKN 35, Jakarta Barat, Jumat (1/11/2019).

Baca juga: 2 Pejabat DKI Mundur di Tengah Polemik Anggaran, Anies Terkejut

Usai ditembok, para siswa dari SMKN 35 terpaksa berjalan kurang lebih 300-350 meter menuju lapangan olahraga.

Hal ini pula yang membuat kegiatan upacara setiap hari Senin yang diikuti seluruh siswa dan guru sekolah itu akan membuat macet Jalan Kerajinan.

Belum lagi anak-anak yang berjalan di pinggir jalan berpeluang terserempet kendaraan yang melintas.

"Sebenarnya permasalahan cuma satu sebenarnya anak-anak itu kalau hari Senin mau upacara ini macet kalau lewat luar ini permasalahan sebenarnya satu. Disini kan sesama satu instasi ya mbok ya kan jangan sampai menganggu jalan umum gitu loh," ucap Jamsari.

Baca juga: Anies Sebut Pembahasan Anggaran 2020 Tak Terganggu Mundurnya 2 Pejabat DKI

Jamsari mengingat dahulu sebelum ada tembok, murid bisa melalui bangunan P2KPTK2 untuk langsung ke lapangan olahraga.

Pihak sekolah pun sempat meminta agar pengelola bangunan memberikan akses jalan.

Pihak P2KPTK2 disebut sudah mengusulkan agar membuatkan trotoar bagi para siswa untuk berjalan dari sekolah ke lapangan. Namun, hingga saat ini belum terealisasi.

"Kami sebenarnya sudah minta, kan dulu sebelum ditembok dulu bisa lewat. Kalau mulai gembok itu sekitar 4 tahun lalu lah pengembokkan zaman Pak Rahmedi jadi Kepsek," ucap Jamsari.

"Dasarnya bangunan itu kan akan membangun trotoar untuk anak-anak smpai sekarang sudah 4 tahun nggak ada penjelassan," tambah Jamsari.

Salah satu siswa kelas XII, Adit mengaku repot bila setiap hari Senin harus berjalan ke lapangan untuk upacara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com