Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Guru Kontrak dan Anggota Dewan Debat Sengit karena Disinformasi Pemangkasan Gaji

Kompas.com - 29/11/2019, 18:18 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sejumlah perwakilan guru dan tenaga kerja kontrak (TKK) Kota Bekasi diundang menyampaikan aspirasi di ruang audiensi DPRD Kota Bekasi, Jumat (29/11/2019).

Langkah ini menyusul aksi unjuk rasa para guru dan tenaga kerja kontrak di luar Gedung DPRD sejak tengah hari tadi.

Aksi unjuk rasa itu memuat keresahan para guru kontrak soal kabar pemangkasan gaji mereka pada 2020. Kemudian, ada lagi isu yang secara spesifik menyebut bahwa gaji guru kontrak di Bekasi turun dari Rp 3,9 juta jadi Rp 2,8 juta.

Di dalam ruang aspirasi, kedua belah pihak sempat berdebat cukup sengit. Perdebatan itu berkisar pada kabar pemangkasan gaji yang tidak jelas asal-muasalnya.

"Anda dapat angka Rp 2,8 juta itu dari mana?" tanya anggota Fraksi PDI-P, Nicodemus Godjang.

"Dari media online. Dalam surat resmi kami tidak ada angka itu. Tuntutan kami sesuai spanduk di depan. Kami duga ada penggiringan opini. Padahal murni kami sesuai administrasi (surat resmi)," jawab Ketua TKK Kota Bekasi, Lukman Nur Hakim.

Baca juga: Pemkot Bekasi Diminta Angkat Guru Honorer Jadi PNS, Bukan Malah Buka CPNS

"Siapa media online-nya? Siapa anggota dewannya? Sebut saja," desak Nico.

Lukman lalu mengakui, pihaknya tak pernah mendengar gaji Rp 2,8 juta untuk guru kontrak itu diucapkan anggota dewan.

"Yang ada adalah rasionalisasi, mungkin kita tergiring, karena yang sudah terjadi rasionalisasi, anggaran RT/RW kan dikurangi," ujar Lukman.

"Jadi bisa tidak mempertanggungjawabkan angka Rp 2,8 juta?" tanya Nico.

"Broadcast-broadcast kami tidak bertanggung jawab," kata Lukman.

"Muncul angka Rp 2,8 juta itu akhirnya membuat kita jadi takut, karena awalnya ada bahasa rasionalisasi, yang membuat hari ini kita ke gedung dewan. Kami ke sini justru untuk tabayyun, klarifikasi," tambah Lukman.

Baca juga: Guru Kontrak di Bekasi Tahu Isu Pemangkasan Gaji dari Medsos

Debat kemudian berlanjut justru antara sesama anggota dewan, yakni Komarudin dari Fraksi Golkar dan Nicodemus Godjang. Komarudin mencecar Nico karena dianggap menyudutkan guru kontrak yang menurutnya sudah berusaha mengklarifikasi langsung.

Sementara Nico beranggapan, Komarudin justru menyudutkan dia dan anggota dewan lainnya. Keduanya berbicara bersamaan sambil saling tuding.

Tiba-tiba, Ketua Komisi I Bidang Pemerintahan, Abdul Rojak berseru keras.

"Rapat saya ambil alih sebagai pimpinan!" seru dia sambil memukul meja tiga kali.

Audiensi berlanjut alot. Anggota dewan berulang kali menyampaikan, mereka ingin meningkatkan gaji guru kontrak di Kota Bekasi tahun 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com