Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngeri, Perlintasan Kereta Tanpa Palang di Stasiun Ancol

Kompas.com - 05/12/2019, 09:53 WIB
Audia Natasha Putri,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rabu (4/12/2019) siang, terlihat para pengendara motor yang melewati perllintasan sebidang di  jalur kereta Stasiun Ancol

Perlintasan kereta itu menghubungkan Jalan Budi Mulia Utama yang terdiri dari perumahan warga Pademangan dengan Jalan RE. Martadinata. Tak ada palang otomatis yang terlihat di perlintasan kereta tersebut. 

Di perlintasan kereta tersebut, bukan hanya tak ada palang otomatis, tetapi juga tak ada rambu dan sirine.

Perlintasan tanpa palang pintu dapat menyebabkan kecelakaan. Bahkan, perilaku masyarakat yang menerobos pintu palang juga beresiko bagi pengguna jalan itu sendiri.

Baca juga: Begini Penampakan Stasiun Ancol yang Kembali Dibuka 

Pantuan Kompas.com pada Rabu (04/12/2019) siang, kondisi pelintasan tampak padat di kedua jalur.

Mulai dari kendaraan bermotor, pejalan kaki, truk, gerobak, hingga bajaj melintas di perlintasan tersebut.

Ketika kereta hendak melintas ke Stasiun Ancol, petugas Penjaga Jalan Lintasan (PJL) pos11D Stasiun Ancol hanya bermodalkan bendera berwarna merah, petugas PJL dengan siaga menghentikan pengendara kendaraan bermotor agar tak melintas.

Tujuannya agar demi menjaga keamanan mereka agar tak terjadi hal yang tidak diingingkan. 

Dalam menjaga perlintasan kereta di Stasiun Ancol, dikerahkan 4 petugas PJL yang terdiri dari 3 shift. Shift kerja di sana terdiri dari pukul 06.00-14.00, pukul 14.00-20.00, dan pukul 20.00 - 06.00.

Baca juga: Stasiun Ancol Masih Sepi Penumpang 

Sulaiman, seorang petugas PJL berujar bahwa dalam menjaga perlintasan kereta Stasiun Ancol ini, harus ekstra hati-hati karena dalam menjaga perlintasan kereta, ia melakukannya secara manual tanpa palang otomatis.

"Kalau ada info kereta lewat, PJL harus sudah standby 10 menit sebelum kereta melintas. Hal itu supaya dapat menghentikan kendaraan yang mau nyebrang agar tak terjadi hal yang tak diinginkan," ujarnya.

Dalam menjaga perlintasan kereta tanpa palang ini, Sulaiman dibantu oleh PJD (Penjaga Jalur Dalam). Hal ini karena ada dua rel kereta yang melewati stasiun itu, sehingga Sulaiman meminta bantuan PJD untuk menjaga jalur lainnya.

"Ketika ada kereta yang lewat, saya dibantu seorang PJD untuk ngawasin perlintasan kereta. Kan ada 2 rel yang lewat sini. Saya biasanya awasin dari arah Jalan Budi Mulia Utama, sedangkan PJD dari arah Jalan RE. Martadinata. Tergantung kereta yang akan hendak melintas dari arah mana," tambah dia.

 Dalam mengawasi perlintasan kereta tanpa palang ini, Sulaiman mengaku harus siap standby 10 menit sebelum kereta jalan. Hal ini karena Sulaiman hanya bermodalkan handy talky untuk mendapat informasi dari pos PJL sebelumnya, yaitu pos PJL 11 C. 

"Saya ini harus was-was jaga di sini. Soalnya semua serba manual, cuma pakai bendera doang buat menghentikan pengendara ketika ada kereta yang hendak melintas. Apalagi tak ada sirine dan rambu, resikonya (terjadi kecelakaan) besar," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com