JAKARTA, KOMPAS.com - Berbicara soal etnis Tionghoa, tidak melulu berkait Imlek dan Capgomeh saja.
Bangsa China punya peran besar terhadap perkembangan di Indonesia, bukan hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari sisi budaya dan bahasa.
Dikutip dari buku "Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia" yang ditulis Alwi Shahab, orang-orang China memiliki beragam bahasa yang akhirnya diserap menjadi bahasa Indonesia sendiri.
Baca juga: Sejarah Bangunan Tionghoa Tertua di Jakarta
Kata-kata tersebut didominasi dengan nama makanan seperti teh, kecap, juhi, kue, lobak, kucai, lengkeng, capcai, tenteng, kwaci, tahun dan masih banyak lagi.
Tidak banyak juga yang tahu bahwa sebenarnya kata "soto" sendiri merupakan bagian dari perbendaharaan kata orang China.
"Masih dalam soal pengisi perut, tidak pelak lagi, nama-nama makanan seperti bakso, siomay, lumpia, bakpau, bahcan, tongseng, mie, puyunghai dan masih banyak lagi," tulis Alwi.
Tidak berhenti di nama makanan, kosa kata sumbangan bangsa China untuk digunakan sebagai bahasa Indonesia juga terdapat di nama-nama alat keseharian seperti dacin, teko, kuli, piso, cawan, kemoceng, langkan, lonceng, loteng, sampan, bakiak, wayang, tong, gincu, cat, centeng bahkan bangsat.
Baca juga: Bedanya Makanan Imlek Tionghoa Indonesia dengan di China
Dalam bahasa prostitusi juga ternyata banyak disumbang dari bahasa China. Gundik menjadi salah satunya. Begitu juga cabo atau pelacur yang dianggap tabu di masyarakat kita.
"Juga kata kawin dan comblang," tulis Alwi.
Di kalangan betawi sendiri, bahasa China memiliki banyak pengaruh kebahasaan. Seperti istilah cingcong yang memiliki cerewet dan cingcai yang bisa berarti sudahlah.
Encang dan encing menjadi bagian yang tak terpisahkan di masyarakat Betawi. Kata yang berarti paman dan bibi itu masih digunakan dan cukup familiar.
Begitu juga dengan bahasa keseharian perdagangan di masyarakat betawi. Peran etnis China dalam perdagangan membuat penyebutan angka menjadi berubah dan masih sering digunakan hingga saat ini.
Baca juga: Bukan Asli Betawi, Lu, Gue, dan Cincong Ternyata Terpengaruh Kultur Tionghoa
Seceng, goceng, ceban menjadi bahasa keseharian masyarakat betawi yang masih lestari hingga saat ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.