Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cek ke Lokasi, Anggota DPRD Kabupaten Bekasi Curiga Banyak TKA Ilegal di Proyek Meikarta

Kompas.com - 11/02/2020, 11:37 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Budiyanto menemukan ada ribuan tenaga kerja asing (TKA) ilegal China yang bekerja di Apartemen Meikarta Cikarang.

Hal itu ditemukan saat dirinya, Dinas Ketenagakerjaan, dan Dinas Kesehatan, didampingi polisi dan Kodim hendak memeriksa kesehatan pekerja asing di kawasan itu.

"Kami awalnya berniat melakukan pemeriksaan melatih pihak pengelola Meikarta terkait corona ini, kita berharap bahwa para pekerja China itu bisa diindetifikasi oleh pemerintah daerah. Ternyata saat kami ke lapangan ini berbeda," ujar Budiyanto saat dihubungi, Selasa (11/2/2020).

Budiyanto mengatakan, saat pemeriksaan kesehatan itu, pengelola Meikarta justru seperti menutupi keberadaan para pekerja China.

Baca juga: WNA China yang Meninggal di Apartemen Meikarta Lippo Cikarang Dipastikan Tak Kena Corona

Pengelola Meikarta hanya menyebut ada tujuh orang tenaga kerja China yang dipekerjakan di proyek Meikarta itu.

Namun, hal ini berbeda dengan data yang dimiliki Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi.

Adapun dalam data Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi terdapat 267 TKA China yang bekerja di proyek Meikarta ini.

"Harusnya para pekerja China ini dikumpulkan dong normatif kan mau diperiksa kesehatan, ternyata di dalam forum diskusi itu berbeda. Mereka (pihak Lippo, pengembang Meikarta) malah menyatakan bahwa mereka tidak punya tenaga kerja asing, mereka hanya punya tujuh orang tenaga kerja asing. Kedua, berdasarkan dinas tenaga kerja ternyata bukan tujuh orang yang tercatat dari pihak Lippo itu, ada 267 orang kan berbeda tuh," kata Budiyanto.

Bahkan di sisi lain, penemuan itu berbeda lagi dengan yang ditemukan pihaknya saat mencari informasi ke warga.

Baca juga: Otopsi WNA China yang Meninggal di Apartemen Meikarta Akan Dilakukan Setelah Ada Jawaban Keluarga

Pasalnya menurut informasi yang didapatkannya, ada ribuan lebih TKA yang bekerja di Meikarta. Mulai dari staffnya hingga pekerja bangunannya.

"Di sisi lain di lapangan tuh lain lagi mereka membangun mimimal 15 tower, nah berdasarkan informasi terpercaya ada 200 orang per tower. Coba saja dikali 15 tower kali informasi 200 orang per tower jadi bisa 3.000-an orang pekerja," ucap Budiyanto.

Budiyanto pun mendesak agar Lippo Group membuka data ada berapa orang pekerja asing yang dipekerjakannya.

Sehingga bisa mempermudah pemerintah untuk memeriksa kesehatan pekerja itu.

"Para pekerja China itu harus kumpul sehingga bisa diperiksa bagaimana kesehatannya," katanya.

"Lalu saya minta pastikan pekerja-pekerja itu legal yang sesuai dengan standar operasionalnya, kan harus ada kewajiban yang perlu ditunaikan pembayaran pajaknya," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com