Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grab Investigasi Kasus 11 Order Fiktif Grabfood di Ciledug Total Rp 2,8 Juta

Kompas.com - 08/04/2020, 13:47 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Humas Grab Indonesia Dewi Nuraini mengatakan, Grab sedang melakukan investigasi terkait kasus order fiktif Grabfood yang menimpa warga Ciledug, Kota Tangerang, bernama Wilandini.

"Saya masih cek ke tim internal terkait perkembangan investigasinya," kata dia melalui pesan singkat, Rabu (8/4/2020).

"Dari semalam kami langsung tindak lanjuti dan tangguhkan akun-akun yang dipakai untuk order fiktif ini," tambah dia.

Dewi mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan korban.

Baca juga: Grab Akan Patuhi PSBB di Jakarta yang Larang Ojol Bawa Penumpang

Untuk menghindari order fiktif terus berlanjut, pihak Grab melakukan blok terhadap lokasi korban.

"Kami berharap hal ini tidak terulang kembali," kata dia.

Salah seorang warga Ciledug, Kota Tangerang, bernama Wilandini mengaku geram dengan belasan order fiktif Grabfood yang datang ke rumahnya, Selasa (7/4/2020).

Wilandini menceritakan, jika ditotal ada 11 order fiktif yang datang ke rumahnya dari Grabfood dengan harga Rp 2,8 juta.

Bermula sekitar pukul 16.00 WIB, kata Mayang, datang seorang sopir ojek online Grab yang membawa makanan untuk diantarkan ke akun Alohot.

"Habis ashar satu Grab nganter KFC, dia bilang ke Alohot. Orang rumah masih mikir orang kos-kosan yang salah save alamat nomor," kata dia saat dihubungi Kompas.com.

Baca juga: Gojek Masih Kaji Aturan PSBB DKI yang Larang Ojol Bawa Penumpang

Pada akhirnya, Wilandini membayar pesanan tersebut senilai Rp 250.000. Pasalnya, pemesan makanan mencantumkan nomor alamat sesuai dengan alamat tempat tinggalnya.

Pada antaran pertama tidak ada kecurigaan akan ada order lainnya.

Namun, berselang beberapa menit, sopir Grabfood lain datang membawa pesanan burger.

"Tiba-tiba ada kakak saya bilang, ada lagi Burger King, sama dipesan jam 15 dengan jumlah (harga) segitu sama-sama (menggunakan akun Alohot)," kata dia.

Saat pesanan kedua tersebut, mulai timbul kecurigaan dia sedang ditipu oleh orang lain. Namun, ia masih belum melapor ke pihak Grab.

Berselang 1,5 jam, kembali datang dua orang pengemudi Grabfood dengan membawa pesanan makanan Hokben.

"Tiba-tiba datang 17.30 itu Hokben, langsung mikir kita dikerjain orang," kata dia.

Setelah itu, Wilandini langsung melapor ke Grabfood untuk ditindak. Namun, karena prosedur yang berbelit-belit, Wilandini akhirnya menunda dan memilih untuk mengunggah kejadian tersebut ke media sosial.

Bukannya malah terhenti, pesanan fiktif tersebut terus-menerus berulang hingga pukul 23.00 WIB, dengan total 11 pesanan makanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com