Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/08/2020, 13:12 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan ekonomi Jakarta memang turun 8,22 persen di kuartal kedua tahun 2020 ini.

Sedangkan perekonomian Indonesia di kuartal II ini turun 5,32 persen dibanding tahun lalu.

Menurut dia, sejak awal Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memperkirakan ekonomi Jakarta akan turun sangat dalam.

"Sejak awal memang diperkirakan ekonomi Jakarta akan turun lebih dalam daripada Nasional di saat krisis, namun juga diperkirakan bahwa saat wabah terkendali maka ekonomi Jakarta termasuk yang akan rebound paling cepat, Insya Allah," ucap Anies dalam akun Facebooknya, Kamis (6/8/2020).

Baca juga: Perekonomian Jakarta Turun 8,22 Persen, BPS Sebut Terendah 10 Tahun Terakhir

Penurunan ekonomi, kata dia, merupakan hal yang wajar karena Jakarta maupun Indonesia sedang menghadapi tantangan besar.

"Sebabnya adalah krisis kesehatan, dampaknya adalah krisis ekonomi. Maka, kita harus disiplin membereskan sumber masalahnya, yaitu pandemi Covid-19," tutur dia.

Ia mengatakan, untuk saat ini tugas Pemprov DKI Jakarta adalah membereskan Covid-19 agar ekonomi juga bisa kembali bangkit.

Masyarakat diminta membantu dengan menjalankan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak.

"Kapan pun, saling mengingatkan untuk disiplin. Lalu Pemprov kerjakan 3T (testing, tracing, treatment), serta peningkatan kapasitas RS dan penegakan aturan pembatasan sosial, juga perlindungan sosial bagi mereka yang paling rentan," kata dia.

Baca juga: Jakarta Catat 4 Kali Lonjakan Kasus Covid-19 Dua Pekan Terakhir, Berikut Datanya

Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyebutkan, turunnya pertumbuhan ekonomi ini disebabkan pandemi Covid-19 terutama penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"PSBB hampir menghentikan seluruh aktivitas masyarakat dan berdampak demikian besar pada kinerja ekonomi, bahkan merambah hingga kegiatan sosial. Pada triwulan II Tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Jakarta kontraksi minus 8,22 persen," tulis BPS seperti dikutip dalam situs web resmi jakarta.bps.go.id.

Turunnya pertumbuhan ekonomi tersebut pun disebut sebagai yang terendah dalam 10 tahun terakhir.

BPS menjelaskan, pariwisata menjadi sektor yang pertama kali terdampak atas kebijakan PSBB. Hal ini terlihat dari nilai tambah sektor hotel, restoran, transportasi, dan jasa lainnya yang turun sangat dalam.

Baca juga: Kadinkes DKI: Positivity Rate Covid-19 Jakarta Jauh Lebih Rendah Dibanding Nasional

Setelah itu diikuti oleh sektor industri pengolahan dan konstruksi yang juga turut mengalami kontraksi.

Melemahnya kinerja pada sektor-sektor tersebut berimbas pada turunnya kinerja sektor perdagangan. Hal tersebut dikarenakan turunnya permintaan bahan baku dan penolong.

"Penurunan kinerja perekonomian tersebut telah melemahkan daya beli masyarakat dan menyebabkan menurunnya konsumsi rumah tangga. Tingkat inflasi yang terkendali dengan baik tidak cukup mampu mengimbangi penurunan pendapatan masyarakat, sehingga pengeluaran konsumsi rumah tangga terkontraksi cukup dalam sebesar minus 5,23 persen dan tidak mampu lagi menjadi penggerak perekonomian Jakarta," jelas BPS.

Kemudian, melemahnya permintaan secara total membuat pelaku usaha untuk menunda investasi.

Selain itu, tekanan terhadap perekonomian DKI Jakarta juga datang dari luar terkait menurunnya arus barang dan jasa yang keluar masuk Jakarta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maling Brankas di Ciracas Sudah Pantau Situasi 3 Hari Sebelum Beraksi

Maling Brankas di Ciracas Sudah Pantau Situasi 3 Hari Sebelum Beraksi

Megapolitan
Adian Napitupulu Ajak Pedemo Audiensi Soal Hak Angket di Dalam Gedung DPR

Adian Napitupulu Ajak Pedemo Audiensi Soal Hak Angket di Dalam Gedung DPR

Megapolitan
Tamin: Saya Enggak Menyangka Bisa Jadi Marbut Masjid

Tamin: Saya Enggak Menyangka Bisa Jadi Marbut Masjid

Megapolitan
Penerangan JPO Depan Trisakti Dikeluhkan Redup, Pengamat: Jangan-jangan Tidak Ada Anggaran...

Penerangan JPO Depan Trisakti Dikeluhkan Redup, Pengamat: Jangan-jangan Tidak Ada Anggaran...

Megapolitan
Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Megapolitan
Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Megapolitan
Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Megapolitan
Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi 'Food Estate' Jakarta

Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi "Food Estate" Jakarta

Megapolitan
Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Megapolitan
Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Megapolitan
Di Usia Senja, Marbut di Pondok Labu Ini Tak Punya Kartu Lansia dan BPJS

Di Usia Senja, Marbut di Pondok Labu Ini Tak Punya Kartu Lansia dan BPJS

Megapolitan
Megahnya Masjid As Sofia Bogor yang Disebut Miniatur Masjid Nabawi

Megahnya Masjid As Sofia Bogor yang Disebut Miniatur Masjid Nabawi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 19 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 19 Maret 2024

Megapolitan
Soal Gaji Marbut Masjid, Tamin: Alhamdulillah, yang Penting Bersyukur

Soal Gaji Marbut Masjid, Tamin: Alhamdulillah, yang Penting Bersyukur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com